Monday, January 31, 2011

Gagal Total

BERLANGSUNGLAH acara peresmian gedung baru di salah satu daerah. Acara ini dihadiri tokoh nasional.

Ngadimin, seorang wartawan, dan beberapa teman dekatnya, tahu acara itu. Maka, meluncurlah mereka ke TKP. Rupanya si Gendut, wartawan lainnya, belakangan juga tahu acara itu. Juga melesatlah mereka ke lokasi. Gendut dan Ngadimin ini dikenal tidak akur, walaupun sama-sama perantauan.

Thursday, January 27, 2011

Paiman dan Paimo

PAIMAN dan PAIMO yang bekerja di dua media massa yang berbeda, sore itu, sedang ngobrol soal gaji. Lalu, cekakak cekikik seperti orang tidak punya beban hidup. Tapi boleh jadi, itulah cara mereka menghibur diri saat susah.

Paiman seorang koresponden media nasional yang dibayar per berita oleh redaksi. Walau begitu, dia masih tergolong taat kode etik jurnalistik, antara lain tidak menerima amplop dari narasumber. Sedang Paimo seorang wartawan media lokal yang berstatus pegawai tetap dengan gaji di bawah UMR.

Wednesday, January 26, 2011

Absen Wartawan

NGOMONG-NGOMONG soal narsis, si Ikin, seorang wartawan media online ini mungkin termasuk orang paling narsis di antara teman-temannya. Betapa tidak, ketika semua orang fokus mendengar perdebatan sengit dalam sidang di salah satu komisi DPR dan ditayangkan secara live oleh semua televisi, eh, Ikin malah sibuk ke sana kemari, lalu berdiri dekat-dekat anggota dewan yang sedang bicara.

Bingungkan? Maksudnya begini, wartawan muda yang ngomongnya masih medok ini, memang sengaja beraksi seperti itu untuk mencari posisi yang tepat sesuai dengan arah kamera televisi. Naaaah, tentu saja, anggota dewan yang bicara akan kena sorot kamera. Makanya dia mendekati mereka.

Tuesday, January 25, 2011

“Siap Salah, Siap Salah, Terus!”

SETELAH disemprit anggota polantas yang sedang razia lalu lintas, seorang wartawan yang biasa dipanggil Bray ini pun menepi. Tak lama kemudian, petugas meminta si Bray menunjukkan surat-surat sepeda motor.

“Siap, Ndan,” kata Bray sambil menyerahkan STNK.

Janji Bikin SIM Dengan Tuhan

DI suatu malam, dekat Pasar Baru, Jakarta Pusat, tiba-tiba wartawan yang sering dipanggil si Boy ini disemprit anggota polantas. Karena tidak ada alasan untuk pura-pura tidak tahu adanya razia itu, terpaksalah dia menepi ke dekat petugas.

Setelah memberi tanda hormat, petugas kemudian meminta si Boy untuk menunjukkan surat-surat sepeda motor. Si Boy agak khawatir, jangan-jangan kali ini dia tidak bisa lolos alias benar-benar ditilang, sebab malam itu agaknya operasi lalu lintas gabungan.

Saturday, January 22, 2011

Doorprize Apartemen

SIANG ITU, gegap gempita terjadi ketika panitia acara akan memulai acara doorprize yang dihadiri sejumlah wartawan. Di antara wartawan yang hadir, tampak si Aripin duduk di pojokan.

Dia berharap-harap cemas memenangkan doorprize. Ini baru pertama kali dalam hidup si Aripin berkesempatan mengikuti acara semacam ini.

Pisang dan Amplop

DI salah satu daerah X, ada seorang wartawan senior yang hobi makan pisang. Dia selalu menyimpan pisang di tas agar bisa makan dimana saja dan kapan saja.

Kalau ke warung makan (bila persediaan pisang di tas habis), sebelum memesan nasi, dia pasti akan memastikan dulu apakah di tempat makan ini ada pisang atau tidak. Bila tidak ada pisang, maka dia mengurungkan niat untuk beli nasi.

Friday, January 21, 2011

Cerita Si Funiman

FUNIMAN seorang wartawan media cetak lokal. Sudah bertahun-tahun lamanya dia mengabdikan diri ke redaksi, namun gajinya tak kunjung membaik. Bonus akhir tahun yang dijanjikan bos tak kunjung cair hingga tahun berganti-ganti.

Funiman telah berkeluarga, keberadaan anak dan istri merupakan satu-satunya alasan mengapa dirinya tetap bertahan bekerja menjadi buruh tinta. Dalam hati, sebenarnya dia ingin pindah ke media lain yang gajinya lebih baik, namun kesempatan itu belum datang.

Wednesday, January 19, 2011

Manfaatkan Jale Secara Optimal

NALURI bisnis memang sudah mendarah daging bagi wartawan muda bernama Midun ini. Dia kurang puas dengan gaji dari redaksi yang terbilang cukup besar. Dia putar lagi gaji itu untuk berbisnis.

Bisnis si Midun ialah berjualan sandal sepatu berlogo buaya yang sedang nge-trend saat ini.

Tuesday, January 18, 2011

“Agama Saya Lapan Anam, Koh”

ALKISAH, di suatu waktu. Seorang wartawan baru diajak seniornya liputan. Mereka mengunjungi seorang narasumber. "Boy, ntar siang ikut gw 'merapat.' Jangan lupa pake seragam," ujar senior.

"Kemana bang?" tanya Junior bingung. "Ikut aja jangan banyak tanya, nanti pake satu motor aja kita berangkat ke sana," ujar senior.

Insiden di Lapo

SEHABIS liputan siang itu, sejumlah wartawan langsung berkumpul di salah satu lapo. Mereka agak lemas. Di tempat makan ini mereka saling menukar berita atau istilahnya kloning-kloningan.

Salah satu wartawan tampak ribut. Tahu enggak siapa panggilan anak ini? Dia paling senang dipanggil Ronaldo. Entah apa maksudnya. Tapi teman-temannya justru memanggil Brawok.

Monday, January 17, 2011

“Dasar Raja Jale”

SEKALI lagi, masalah jale alias amplop bisa merekatkan persahabatan, tapi juga bisa merenggangkan pertemanan sesama wartawan. Tapi, lebih sering gara-gara masalah satu ini, teman bisa jadi musuh.

Kok bisa? Tidak percaya? Mari kita dengan curhatan si Endut berikut ini;

Saturday, January 15, 2011

Spanduk Sama Dengan Undangan

SIANG itu, meluncurlah dua orang 'wartawan' yang berboncengan sepeda motor ke salah satu gedung bertingkat. Setelah parkir, si A bertanya ke si B. "Coi, kemana kita ni."

Si B menjawab, "Tenang saja kau, ayolah."
Si A yang selama ini merupakan teman baik si B pun ikut. Mereka masuk ke lobi gedung. Tak lama kemudian mereka naik ke lantai dua, menuju ke salah satu aula.

Friday, January 14, 2011

KAMUS BESAR WARTAWAN AMPLOP

SELAMA ini teman-teman semua sudah sering menemukan berbagai istilah, misalnya wartawan amplop, 'wartawan' bodrek, jale sampai 86, dalam cerita-cerita di blog korlap wartawan amplop Indonesia ini. ;-D

Teman-teman yang sudah bertahun-tahun menjalani profesi wartawan, tentunya sudah paham istilah di atas. Tetapi, bagaimana dengan kawan-kawan yang masih baru bergabung di dunia kewartawanan? Mungkin saja ada yang belum tahu, walaupun sewaktu kuliah dulu pernah mendengarnya.

Tuesday, January 11, 2011

"Menghajar Iya, Minta THR Iya"

DENGAN penuh semangat, ketiga wartawan di salah satu kabupaten ini memacu sepeda motornya. Terik matahari sudah tak dirasakan lagi. Mereka sedang menuju ke kantor salah satu dinas.

Sesampai di TKP, mereka bertemu dengan humas. Setelah ngobrol ABCDEFG…, mereka keluar dari ruangan lagi. Mereka kecewa karena tidak kebagian THR atau parcel.

Saturday, January 8, 2011

Stop Berita!! 'Bapak' Tak Menghendaki

SORE itu, seorang wartawan sport begitu semangat untuk meliput salah satu event sepak bola, apalagi jalannya pertunjukan itu belakangan ini jadi kontroversi setelah ditentang organisasi induk olah raganya. Wartawan ini pun siap mengurus kartu pers liputan.

Karena memang sudah lama di bidang sport, maka tak susah baginya untuk mengurus kartu liputan. Setelah mengantongi kartu liputan, semangat ‘45’ sang wartawan ini bertambah. Baginya, ini sejarah penting suatu event bola yang dianggap ilegal.

Gagal Dapat Vocer Pertamax, Gan

SUATU hari dua wartawan muda mendapat tugas dari redaksi untuk meliput kegiatan sosial sebuah perusahaan di Kecamatan Orasudimampir, Kabupaten Mampirotakantemi. Disebut Orasudimampir karena daerah itu jauh sekali, ditambah jalurnya yang bikin kendaraan cepat rusak.

Karena itu, biasanya wartawan di Kabupaten Mampirotakantemi enggan meliput ke sana, keculai memang ada taruna (kira-kira artinya berita) besar dan menasional.

Friday, January 7, 2011

Kau Tolak Jale, Jatahmu Kuambil

NAMANYA Aa Dudun. Entah mengapa dia suka sekali dipanggil demikian. Mungkin karena kebiasaan di daerah asalnya seperti itu, jadi ketika dipindah tugas liputan ke pusat kota, masih kebawa-bawa.

Sebagai wartawan daerah yang baru dapat penugasan liputan di instansi baru, Aa Dudun harus mencari teman wartawan lain yang sudah mengenal medan. Kalau bisa, koordinator wartawan, karena biasanya bisa menjadi sumber informasi bila ada acara-acara penting.

Thursday, January 6, 2011

Dikira Cake, Ternyata Shampoo Ketombe

BELAKANGAN, suasana di redaksi media XLL sedang agak tegang. Pimpinan kantor bawaannya merengut. Maunya untung terus. Mungkin saking tak tahannya, perilaku si bos dijadikan bahan tawaan para karyawan.

Suatu siang ketika si bos entah kemana, datang seorang kurir. Dia hendak mengantarkan kiriman berupa bungkusan besar yang terkesan mewah. Rupanya barang itu untuk wartawan benama Uuk.

Wednesday, January 5, 2011

“Aman”

DI pertengahan tahun, berlangsunglah sidang di gedung wakil rakyat. Tumben waktu itu kursi anggota dewan yang kosong sedikit, padahal biasanya sampai puluhan.

Di sela-sela sidang, seorang wakil rakyat keluar ruang. Seorang wartawan yang sejak lama menunggunya, akhirnya langsung menyodori dengan pertanyaan.

Tuesday, January 4, 2011

Korlap Amplop Dan Makna Dodol Garut

HUJAN turun saat matahari bersinar terang di kota itu. Tapi beberapa wartawan yang sedang duduk-duduk di dekat kantor notaris nampak tidak peduli. Mereka kelihatan sedang gusar, terutama si senior Gondorukem (red: nama palsu). Rokok baru dihisap tiga kali, langsung dibuang, lalu menyalakan lagi. Padahal, wartawan berkumis tebal ini biasanya kalau busa rokok belum terbakar, rokok belum di buang.

Ada apa sih? Kok sampai segitunya si Gondorukem ini. Rupanya, dia kesal karena seorang pejabat yang selama ini dikenalnya, baru saja pindah tugas ke daerah lain. Tapi, si pejabat ini tidak pamitan ke dia dan teman-teman wartawan lainnya.

Monday, January 3, 2011

Nostalgia Manis Korlap Wartawan Amplop

CERITA ini asalnya surat dari seorang wartawan senior yang dikirim kepada penulis blog ini. Rupanya dia punya satu kenangan manis saat liputan di lapangan dulu.

Saking manisnya cerita itu, jurnalis yang telah punya jam terbang tinggi di bidang amplop alias jale ini tidak ingin cerita itu hilang begitu saja. Makanya, dia mengabadikan nostalgianya di blog amplop ini.