Tuesday, August 21, 2018

Ogah Bikin Berita Gara-gara Gak Jelas

DENGAN langkah tegap, wartawan muda ini datang ke acara deklarasi politik. Terik mata hari tak dirasakannya. Dalam hatinya, acara semacam ini tentu ada amplopnya, seperti kata para seniornya.

Acara pun berlangsung tak lama setelah beliau tiba. Sejam kemudian, acara selesai. Matanya menatap ke sana kemari. Lalu, jalan ke sana dan ke sini berharap-harap panitia memanggilnya.

Sampai berkeringat, tidak ada yang memanggilnya.

Bang Bodrek Makin Bergaya Milenial, Link Youtube Jadi BB

JELANG pemilu presiden dan wakil presiden periode 2019-2024, cara-cara komunitas jalers mencari amplop pun semakin bergaya milenial.

Anggota jalers yang medianya berasal dari negeri antah brantah tak lagi pusing. Seperti aki-aki satu ini ketika menghadiri acara deklarasi di salah satu tempat di Ibu Kota.

Di salah satu sudut panggung, Bang Korlap siaga dengan tumpukan amplop buat para jalers peliput acara. Setelah membagi-bagikan ke wartawan yang mukanya sudah dia kenal, juga ke media-media yang namanya tak asing di matanya, muncullah si aki-aki itu.

Monday, August 20, 2018

Korlap 86 Pun Punya Stuntman Buat Ambil Jale

AKSI stuntman Presiden Joko Widodo ketika menunggangi sepeda motor menuju acara pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (18/8/2018), heboh. Pro dan kontra terjadi sampai beberapa hari lamanya.

Sorry sedikit tak nyambung dengan peristiwa itu. Hehehe. Aksi stuntman rupanya juga bisa terjadi di dunia perjalean.

Aksi ini dilakukan oleh salah seorang wartawan. Sebut saja namanya Bang Korlap. Jelang pemilu, biasalah di dunia Bang Korlap terjadi hujan "amplop." Maksudnya, mencari amplop berasa lebih mudah karena sebagian tokoh pengen nampang di media.

Wednesday, August 8, 2018

Sales Vs Editor Pro 86

INI cerita seorang sales di sebuah redaksi media online Zzttth.com. Dia sedang berusaha mendekati calon klien atau calon pemasang iklan di salah satu lembaga.

Melihat medianya menarik, calon klien itu mulai tertarik untuk kerjasama dengan sales. Tetapi, tim calon klien itu juga kreatif dengan mengirimkan materi-materi pemberitaan ke reporter atau editor di berbagai media dengan harapan bersedia memuatnya.

Sesampai ke tangan editor media Zzttth.com, materi kiriman lembaga tadi langsung dimuat karena ada jalenya. 

Cerita Redaktur Disaingi Reporternya

INI cerita seorang wartawan yang ditawari jadi redaktur oleh atasannya. Biasanya, reporter yang dapat kesempatan itu akan bangga sekali karena menjadi indikator kemampuan jurnalistik atau jejaringnya diakui redaksi.

Tapi hal itu tidak berlaku bagi Bang Korlap ini. Dia sedih sekali karena tidak bisa menolak diangkat jadi redaktur.

Usut punya usut, ternyata sebabnya karena pendapatannya dari sektor jale sudah pasti berkurang. Kalau biasanya hampir dua hari sekali dapat pemasukan dari sana sewaktu masih liputan di lapangan, kini tidak bisa lagi karena dia harus menghabiskan lebih banyak waktu kerja di komputer kantor.

Yang membuatnya lebih sedih lagi. Area yang selama ini "basah," kini diambil alih oleh reporter yang baru menggantikannya. 

Friday, June 1, 2018

Cari Jale Era Digital

TAK hanya era new media, juga ada era new jale. Cara cari jale mengalami penyesuaian-penyesuaian seiring perkembangan teknologi.

Hal-hal yang di era media print dulu tertutup karena modus jale yang diterapkan oknum editor mudah terdeteksi oleh atasan, sekarang nyaris sulit ketahuan.

Contohnya yang dilakukan Bang Korlap ini. Dia bekerja di sebuah media online yang menerapkan secara ketat aturan main jurnalistik. Jadinya sulit untuk meloloskan berita-berita mengandung jale.

Jale Menggiurkan, Syaratnya Cuma Pakai Hyperlink

JALE pun mengikuti zaman. Di era digital, caranya  pun makin kreatif dan sulit terdeteksi kalangan awam

Seperti pengalaman  Bang Korlap  baru-baru ini. Dia dijapri sama seorang marketing lewat linkedin. Setelah basa-basi selesai, si marketing mengajak Bang Korlap kerjasama menaikkan artikel ke situs berita, sama-sama menguntungkan dan rahasia terjamin.

"Maksudnya begimana kakak," kata Bang Korlap. Rahasia bagaimana? Setahunya, jale itu gampang ketahuan sama atasan di redaksi.

"Bang Korlap kan sudah profesional nih ceritanya. Mosok belum tahu triknya sikkkk," kata marketing.

Bang Korlap: Ane Kagak Minta, Kalau Dikasih ya Ambil

UNGKAPAN yang paling sering disampaikan Bang Korlap untuk membenarkan perilakunya adalah begini. "Ane kan kagak minta amplop, cuy. Kalau dikasih yang ane ambil."

"Ane ambil aja amplopnya kalau dikasih. Kan, yang penting nggak mempengaruhi berita yang ane tulis."

"Gini cuy, ane kagak makan sendirian tuh jalean. Itu kan buat makan rame-rame juga kan ama temen-temen di kantor."

Itulah. Tiap kali ngobrol sama Bang Korlap dan dia bilang seperti itu, sudah malas rasanya untuk memperdebatkannya.

Baginya menerima amplop dari narasumber itu nggak apa-apa sepanjang nggak memeras alias meminta. 

PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop

Tuesday, January 16, 2018

Bertemu Sisi Lain Filep Karma

LELAKI tua berewok datang dengan senyuman. Dia mengenakan kemeja dan celana mirip seragam aparatur sipil negara. Sepatunya besar berwarna biru. Tangannya memegang helm bergambar bendera Bintang Kejora. Yang mencolok lagi pin dan gambar topi loreng. Pin Bintang Kejora dipasang di dada sebelah kiri. Topinya bergambar bendera Timor Leste.

Saya sudah familiar dengan wajah lelaki tua itu. Pertamakali melihatnya dari foto yang diunggah pendiri Yayasan Pantau di blog Andreasharsono.net. Benar-benar tak menyangka,  siang itu bisa bertemu orang Biak ini secara langsung.