Thursday, December 2, 2021

Web Ngeblank Putih Kayak Amplop Polsek

SUATU pagi terjadi kehebohan di sebuah redaksi media lokal. Tampilan website hanya memunculkan halaman terpopuler. 

Halaman berita terkini, foto, video dan lain sebagainya tidak ada. Grup WA redaksi sejak subuh penuh dengan keluhan. 

Hampir tiap redaktur mengirimkan screencaptured tampilan website yang terpotong. 
Bos media mencak-mencak. Apalagi staf yang mengangani masalah IT tak kunjung merespons keluhan dari lapangan.

Seorang redaktur bersikap beda kalau dibandingkan dengan sikap rekan-rekan mereka saat mengutarakan keluh kesah di WAG. Yang lain cuma sekali mengirimkan screencaptured untuk bukti terjadi masalah pada website. 

Tapi dia mungkin sampai delapan kali kirim. Di satu sisi bagus sikapnya. Menunjukkan perhatian besar pada tempatnya kerja. Di sisi lain memicu kecurigaan di antara teman-temannya. Agresif betul soalnya. Tak biasanya bersikap seperti itu. 

Usut punya usut. Dari hasil investigasi. Si kawan redaktur itu rupanya panik karena takut beritanya tidak bakal terbit. 

Dia khawatir tidak bisa mengirimkan link berita kepada narasumbernya. Cemas kalau-kalau nanti disangka berbohong. 

Was-was narsum tidak percaya lagi padanya. 

Kepanikannya cukup beralasan. 

Kemarin sore, dia sudah terima transferan untuk tiga penayangan berita. Satu berita nilainya gopek. Kalau tiga bahan berita, hitung sendiri berapa transferan yang didapat. Tapi kalau beritanya tak tayang sesuai pesanan, dia akan merasa malu.

Begitulah. Dia panik. Sudah refresh ponselnya. Sudah refresh laptopnya. Sudah cek data. Tapi tampilan web cuma sepotong doang. Berita-berita super jelasnya tidak ada yang muncul di halaman depan situs. 

Dia menyindir-nyindir IT lewat grup WA.

"Web ngeblank putih kayak amplop polsek." 

"Duh belum kelar juga ni tampilan web. Dah tiga jaman lewat." 

"Modarrrrr," katanya dalam hati. "Modarrrr." Amsyong dah.

PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.

No comments: