Tuesday, October 4, 2011

Tak Menulis Berita, Maka Ada Amplop

ADA-ADA saja memang cerita dari si abang wartawan yang telah menyandang gelar Bang Korlap di salah satu kota metropolitan ini. Bang Korlap orangnya asyik. Pembawaannya blak-blakan. Ceria terus.

Tapi, entah mengapa, hari itu, muka Bang Korlap nampak kusut. Sepertinya ia sedang pusing tujuh keliling.

Usut punya usut, sebab musababnya ialah karena hampir semua temannya  meliput acara demonstrasi yang  digelar oleh organisasi A. Organisasi A ini tengah berseteru dengan organisasi B yang dipimpin oleh seorang tokoh yang selama ini selalu royal memberi amplop ke Bang Korlap.


Singkat cerita, ketika Bang Korlap menghadap pimpinan organisasi B, ia pun bertemu dengan teman-teman yang tadi meliput demonstrasi organisasi A.

“Bang, gimana nulisnya nih,” kat salah satu wartawan yang sudah kenal dekat dengan Bang Korlap. Rupanya teman-teman Bang Korlap tahu betul bila Bang Korlap orang dekat pimpinan organisasi B.

“Kagak usah ditulislaaaah, aman niiih,” sahut Bang Korlap. “Cuma demo kayak gitu doang.”

Sikap Bang Korlap pun jadi bahan tertawaan teman-temannya. Bang Korlap kemudian menegaskan ke sobat-sobatnya lagi. Pokoknya, bagi yang tidak menuliskan berita tentang demo tadi, maka dipastikan dapat jatah amplop yang isinya cukup besar.

***

Keesokan harinya, Bang Korlap dan teman-temannya berkumpul lagi di tempat biasa mereka nongkrong sambil menunggu berita.  Janji Bang Korlap pun ditagih.

“Barang buktinya (barbuk) gimana, nih bos,” kata salah satu teman sambil cekikikan.

Bang Korlap menyahut tangkas. “Coba lihat korannya sini.” Bang Korlap pun langsung meneliti   satu persatu  halaman media milik si teman. Ketika matanya tidak menemukan berita tentang demonstrasi organisasi A kemarin, ia pun langsung menyerahkan amplop. Dan begitu seterusnya.

Setelah bagi-bagi amplop selesai. Salah seorang wartawan menulis di akun facebook: "Biasanya ada barbuk baru cair. Kini, tak ada barbuk, justru yang cair xixixixi."

Bacaan 86 Lainnya:
Absen Wartawan
Manfaatkan Jale Secara Optimal
Wartawan Gadungan
Bupati Sampai Bikin Gerakan Anti Amplop

No comments: