Thursday, April 2, 2015

Terjadi Lagi Diskriminasi Pembagian Jatah Amplop

Kasus diskriminasi amplop kembali terjadi. Kali ini menimpa tiga wartawan senior di salah satu lembaga.

Begini ceritanya. Ketika itu menjelang hari Lebaran. Di lembaga dilangsungkanlah acara pertemuan para petinggi lembaga yang juga dihadiri oleh orang media.

Singkat cerita, usai acara pertemuan seremonial, humas memanggil satu persatu orang media yang hadir. Karena mereka tahu akan ada pembagian jatah, sebagian pun mengantri.

"Tolong rekan-rekan, ada sedikit titipan dari atasan untuk transportasi. Dimohon untuk diambil di belakang yah," kata salah satu pejabat dengan nada tinggi.

Wartawan pun malu-malu. Ada yang tidak mau ke belakang, tapi ada juga yang mlipir-mlipir ke belakang.

***

"Ini amanah mas dari atasan. Isinya lebih gede dari tahun-tahun sebelumnya," kata seorang humas kepada salah satu wartawan yang sudah lama dikenalnya ketika berada di ruangan belakang.

Begitu mendengar isi amplopnya, si wartawan terperangah. Rp2,5 juta. Padahal selama ini hanya senilai ratusan ribu.

Meski nilainya gede, ada wartawan yang mau menerima. Tapi masih banyak yang mengantonginya.

Tapi ada kejadian yang membuat sedih.

Ada tiga wartawan tua yang selama ini dikenal dianggap bodrek oleh wartawan dari media mapan, hanya diberi Rp500 ribu. Uang itu untuk dibagi tiga.

Pelajaran: janganlah diskriminasi dengan sesama penerima amploplah.

PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop

No comments: