Friday, June 1, 2018

Cari Jale Era Digital

TAK hanya era new media, juga ada era new jale. Cara cari jale mengalami penyesuaian-penyesuaian seiring perkembangan teknologi.

Hal-hal yang di era media print dulu tertutup karena modus jale yang diterapkan oknum editor mudah terdeteksi oleh atasan, sekarang nyaris sulit ketahuan.

Contohnya yang dilakukan Bang Korlap ini. Dia bekerja di sebuah media online yang menerapkan secara ketat aturan main jurnalistik. Jadinya sulit untuk meloloskan berita-berita mengandung jale.

Pada suatu ketika dia kenalan dengan seorang marketing. Marketing ini punya proyek menarik dan ditawarkan kepada Bang Korlap.

Intinya, setiap berita yang naik di situs berita, ada jalean sebesar empat tiang alias Rp400 ribu. Beritanya sudah ada, fotonya, plus harus ada hyperlinknya.

Bang Korlap sangat tertarik. Tetapi dia tak mau ketahuan sama atasannya. Timbullah ide yang menurutnya sangat cemerlang. Dia dan kawannya membuat sebuah situs berita. Situs ini hanya dia dan kawannya yang mengelola. 

Nah, berita dari marketing tadi ditampunglah di situs itu. Setiap kali dikirimi sama marketing tadi, langsung dimuat jadi headline situs tadi.

Situs itu tentulah bukan situs pilihan untuk mencari berita. Dibuat dengan niat untuk menampung berita-berita jale.

Di akhir bulan, waktunya rekapan berita. Si marketing minta semua link berita terkait proyek yang dimuat di media tempat kerja Bang Korlap.

Ada 30 link. Bang Korlap sudah mesam mesem. Rp400 ribu kali 30. Hitung sendiri saja. Bang Korlap bahagia sekali.

Sehari setelah Bang Korlap kirim laporan ke marketing, baru dapat respon.

"Bang Korlap, ini kok dimuat di media situs ginian sichhh. Kan saya minta itu artikel dimuat di media tempat abang kerja (media yang sudah masuk papan atas)," kata marketing.

"Haduh," teriak Bang Korlap dalam hati.

Singkat cerita. Marketing itu tidak mau membayar semua link berita. Dia cuma kasih 20 persen saja karena tak sesuai dengan ekspektasi.

Bang Korlap pun menerimanya, itung-itung nggak keluar banyak modal. 


PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop

No comments: