Thursday, September 24, 2009

Selamat Bergabung di Bumi Adik Kecil

Aku senang juga mendengar kabar kakak dari Miss Curcol sukses melahirkan. Katanya, dia melahirkan di salah satu rumah sakit di Jakarta. Walau tidak berada di sana, aku sudah bisa membayangkan betapa bahagianya mereka pada waktu itu, hari-hari ini, dan masa mendatang.

Kehadiran manusia baru di tengah keluarga. Betapa tidak senang. Sembilan bulan lamanya hidup menunggu-nunggu dan pada akhirnya yang mereka nantikan itu lahir juga. Mungkin tangisan pertama anak itu bagi mereka seperti gelegar suara yang menggetarkan hati lalu menjelma menjadi kebahagiaan tiada tara.

Selamat ya Miss Curcol. Aku ikut senang mendengar kamu mengabarkan berita kegembiraan itu. Apalagi ini masih hari lebaran. Hari dimana bagi umat muslim dianggap sebagai hari kemenangan. Hari penuh kesenangan. Kemudian disusul lagi kehadiran si kecil yang tiba-tiba dimunculkan di antara keluargamu.

Ini sudah pasti kado istimewa. Aku punya beberapa teman baik. Yang satu kakaknya Yosephine, mantan pacarku. Kemudian Suska-Blues, teman wartawan di Suara Merdeka. Ketiga, Mbak Yuli, teman wartawan Pos Kota yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri.

Mereka sudah berkeluarga cukup lama. Bahkan Mbak Yuli itu sudah bertahun-tahun lamanya, mereka mendambakan kelahiran anak. Tapi hingga sekarang, mereka belum juga bisa mengandung bayi. Rupa-rupa cara mereka tempuh supaya bisa punya anak. Tapi belum juga dikaruniai apa yang mereka sangat inginkan di dunia ini.

Aku ingat usaha Mbak Yuli yang pernah diceritakannya secara khusus kepadaku beberapa tahun silam. Dia mengadopsi bayi dari seorang ibu dari keluarga miskin. Dia hampir gagal. Tapi akhirnya berhasil juga. Dia sangat bahagia. Sangat-sangat bergembira. Dan hidupnya penuh warna setelah bisa menggendong dan menyayangi bayinya.

Bayi itu kemudian sakit. Mbak Yuli tentu tidak tinggal diam. Dia ingin bayi ini sehat dan apapun dia lakukan untuk itu. Tapi cerita berkata lain. Bayi itu meninggal dalam pelukannya. Padahal, belum genap setahun dia merawat bayinya.

Dia sangat sedih. Dia sampai mengalami semacam luka jiwa dan penyelasan. Kehilangan yang amat sangat. Foto bayi itu dia bawa kemana-mana. Bahkan pada waktu dia menceritakan pengalaman kejatuhan jiwanya, dia memperlihatkan foto jenazah bayi yang sangat sangat dia sayangi itu padaku.

Maka itu, aku senang dengan kabar Miss Curcol. Adikmu harus dijaga baik-baik. Diberikan sarana kehidupan yang baik sehingga pertumbuhan fisik dan jiwanya kuat. Dalam masa pertumbuhan, berikanlah anak itu kebebasan dan janganlah dikekang dengan banyak aturan main manusia dewasa.

Aku setuju dengan pemberian pendidikan dan pengawalan etika kepada anak. Tapi, aku tidak setuju ketika anak terlalu dikotak-kotakkan dengan pengalaman-pengalaman orang tuanya. Aku lebih setuju, biarkanlah anak berkembang dengan kebebasan pribadinya. Sepanjang kebebasan itu merupakan kebebasan yang mempertimbangkan kebebasan orang lain di dunia ini.

Bayi lahir dengan kekosongan. Tuhan tidak bekerja lagi setelah itu. Misalnya Tuhan mentakdirkannya ini itu. Menurutku itu tidak betul. Bayitu kelak akan bertanggung jawab dengan kehidupannya sendiri. Dan dia akan mengisi kekosongan itu dengan kemampuannya. Orang dewasa tugasnya mendukung, bukan memberi aturan main yang dapat menghambat kebebasan anak.

Tentu saja akan ada orang yang protes tentang cara berpikirku tentang kebebasan anak. Tapi aku punya pengalaman di masa kecil yang buruk soal itu. Aku pernah jadi anak kecil yang hidup penuh kesunyian dan kesepian. Itu semua karena aturan main orang dewasa yang sebenarnya kutolak. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku kecil.

Miss Curcol tidak banya cerita soal adik kesayangannya ini. Dia hanya bilang adiknya lahir dengan selamat dan sehat. Itu juga karena kutanya. Tapi aku paham, mungkin dia lagi senang atau lagi sibuk sekali di rumah sakit sehingga tidak punya waktu bercerita lebih banyak sehingga aku punya gambaran utuh tentang adiknya.

Selamat bergabung dengan kami adik kecil. Adik akan menetap di bumi. Kita akan tinggal di salah satu planet dalam galaksi Bimasakti ini. Adik perlu tahu, posisi bumi kita ini ibarat sebutir pasir di pesisir pantai. Bumi kita ini hanyalah satu benda di antara miliyaran benda yang berada di Bimasakti.

Dan di alam semesta yang sampai sekarang ini belum ada manusia yang tahu batasannya itu, ada jutaan galaksi semacam galaksi tempat bumi kita ini mengambang. Membayangkan betapa sangat kecilnya manusia kita ini di galaksi ini, maka adik harus menjadi manusia yang bijaksana. Betapa kecil dan tidak banyak daya yang kita miliki, maka kita harus pintar dan menyintai alam.

3 comments:

Anonymous said...

hoho.. namanya tifa mas, beratnya 3,75 kg panjang 49 cm. bayi paling gede yg dilahirin di RS hari itu. minum susunya banyak, klo siang tidur terus tp klo malem br melek (tkg begadang kyknya).^o^

Siswanto said...

waah, lucu sekali ya. ternyata Tifa bayi paling istimewa yang lahir hari itu. tapi, kok kalau siang merem, kalau malam begadang.... mungkin dia pikir siang itu malam, kalau malam itu siang ya. Mungkin dia punya sistem alam sendiri.hehehe. tapi semoga sehat selalu selamanya

luc said...

hello how r you today :)