SEBUAH festival unik kolaborasi berbagai komunitas akan digelar di Museum Nasional, Jakarta, 14-15 April 2012. Festival Jurnalisme Warga "Kencangkan Suaramu - Raise Your Voice" ini diselenggarakan oleh Tempo Institute bekerjasama dengan Koperasi Aliansi Jurnalis Independen Jakarta (KOJI), Serrum Community, berbagai komunitas, serta didukung oleh Kantor Bank Dunia dan AusAid.
Berdasarkan keterangan siaran pers TEMPO Institute, festival ini berangkat dari pemikiran bahwa dunia yang uzur ini menuntut partisipasi dan interaksi warganya. Media konvensional tak lagi cukup. Televisi, radio, majalah, dan koran memiliki keterbatasan dan cenderung merekam peristiwa puncak seperti skandal korupsi, gonjang-ganjing politik, atau pernikahan selebritas. Denyut keseharian kerap luput dari sorotan media. "Pada titik inilah kita semua bisa mengambil peran melalui jurnalisme warga," kata Mardiyah Chamim, Direktur Tempo Institute, sayap non profit grup penerbitan TEMPO.
Citizen journalism adalah tantangan dunia baru. Demi menjawab tantangan itu, TEMPO Institute menggelar acara Citizen Journalism Festival “Kencangkan Suaramu - Raise Your Voice”, yang akan dibuka resmi oleh Wanda Hamidah, anggota DPRD DKI Jakarta.
Pelayanan publik, khususnya yang terkait dengan program pengentasan masyarakat dari kemiskinan, menjadi titik berat festival ini. Berbagai skema program bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Tunai, Beras untuk Orang Miskin, Jaminan Kesehatan Masyarakat, dan Bantuan Siswa Miskin kerap terabaikan dalam lingkaran pemberitaan. Topik kemiskinan adalah contoh konkret tentang kurangnya sensitivitas media konvensional serta perlunya mendorong partisipasi publik melalui jurnalisme warga. Dan, kita pun mafhum bahwa orang miskin tidak memiliki akses leluasa terhadap media.
Mari sepintas menengok hasil riset analisis konten media, majalah-surat kabar lokal dan nasional yang terbit pada 2007-2009, dilakukan tim Asistensi Pemberantasan Kemiskinan Bank Dunia. Riset itu membuktikan, isu BLT, Jamkesmas, Raskin, dan BSM praktis hanya mengisi halaman media cetak Indonesia pada saat seremoni peresmian program, skandal penyelewengan implementasi program, atau ketika motif politik penguasa jadi sorotan menjelang pemilu. "Substansi dan teknis riil penyaluran bantuan di lapangan cenderung lepas dari radar pemberitaan," kata Vivi Alatas, ekonom senior Bank Dunia. "Padahal, jika kita ingin memperbaiki sistem dan efektivitas penyaluran, maka input yang riil dan komprehensif dari lapangan.
Jurnalisme warga juga bisa dipandang sebagai perekat komunitas. Sebab kegiatan ini melibatkan berbagai pihak dan perlu dirawat serta ditumbuhkan bersama. Beberapa komunitas sudah membuktikan hal ini, misalnya Desa Mandala Mekar (Tasikmalaya), Desa Melung dan Desa Dermaji (Banyumas), Jatiwangi Art Factory (Cirebon), dan Babakan Siliwangi (Bandung).
Melalui serial workshop (menulis, foto, video, komunikasi visual, dan optimalisasi sosial media), festival ini menjadi ajang strategis untuk saling belajar dan mengatur langkah pengembangan jurnalisme warga. Tokoh jurnalisme dan social media seperti Daru Priyambodo dan Burhan Sholihin (tempo.co), Wicaksono Ndoro Kakung, Harry Suryadi, Pepih Nugraha (Kompasiana), Ignatius Haryanto (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan), akan terlibat sebagai narasumber workshop dan temu komunitas. Tim jurnalis AJI Jakarta dan LBH Pers juga akan menyuguhkan forum konsultasi "Journalism Corner", tempat pengunjung bisa bertanya A-Z tentang jurnalisme.
Berbagai pihak dari beragam latar belakang terlibat aktif mendukung dan mewujudkan kegiatan selebrasi jurnalism ini, antara lain KOJI (Koperasi Aliansi Jurnalis Independen Jakarta), Serrum Community, Yayasan Air Putih, Grafisosial, dan Perhimpunan INTI (susunan acara terlampir)
Komik, mural, dan berbagai poster serba-serbi jurnalisme warga, persoalan kemiskinan, oleh tim Serrum, antara lain Eko S. Bimantara, adalah sentuhan segar yang berusaha kami sajikan dalam festival ini. Begitu pula tayangan video komunitas, siaran radio internet, dan temu komunitas adalah aneka menu yang bisa dijumpai dalam festival ini. ###
*TEMPO Institute adalah sayap non profit Grup Penerbitan TEMPO yang berfokus pada usaha peningkatan kualitas jurnalistik dan demokrasi di Indonesia.
Contact Person :
Mitjanna Lotusina 08561955842
Etha Handayani 085214017474.
4 comments:
nice info bang, salam kenal walking bloging aja bang jangan lupa tuk saling silaturahmi blog di http://abayamin-exit.blogspot.com/
makasii mas share nya ;) sekalian nyundul ya :)
haloo kaka... blogwalking dulu yah
Kunjungan blogwalking senja hari kawan..
Sukses untuk blognya..
Tak lupa, mengundang juga rekan blogger
Kumpul di Lounge Event Blogger "Tempat Makan Favorit"
Salam Bahagia
Post a Comment