Friday, February 24, 2012

Dengan Corong, Humas Bagi-bagi Amplop

PAGI itu, berlangsunglah acara yang diselenggarakan perkumpulan ibu-ibu PKK di lapangan kantor pemerintah daerah. Acara ini diketuai oleh istri kepala daerah yang juga menjabat ketua PKK setempat. Rupanya, kegiatan ini menarik perhatian sebagian wartawan yang liputan di daerah itu. Cukup banyak juga jurnalis yang datang.

Singkat cerita. Lagi-lagi soal satu ini, dech. xixixiix. Apa itu? selesaikan dulu membacanya. Jadi, selesai acara, si pejabat humas langsung membagi-bagikan amplop kepada para wartawan di tengah lapangan itu juga. Tentu saja ini menjadi acara paling meriah di antara kemeriahan.

Tapi ada yang paling seru lagi. Entah apa maksudnya, dalam sesi bagi-bagi 86, tidak seperti biasanya si humas memakai corong alias pengeras suara untuk memanggili wartawan. Satu persatu dipanggil. “Uun… Iiin… Aann.” Ada yang mau terima amplop, ada juga yang tidak. Yang menolak itu mungkin malu, tapi bisa jadi dia masih menjaga kode etik jurnalistik dengan tidak menerima amplop.

Bab pangil-panggil wartawan lewat corong ini pun jadi perhatian banyak orang. Betapa tidak, ada di antara wartawan yang sampai lari-lari dari jarak 100 meter dan menembus kerumunan ibu-ibu PKK untuk menerima amplop.

Teman-teman wartawan yang tidak mau terima amplop, cuma bisa melongo dari kejauhan saat menyaksikan semua itu.   “Harga 1 ekor kuda Rp50rb,” teriak lirih salah seorang wartawan yang menolak menerima amplop saat menyaksikan isi amplop yang baru dibuka temannya.

PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop

No comments: