Acara-acara pertemuan yang diselenggarakan petinggi partai dengan mengundang media, biasanya diserbu wartawan amplop. Bagi mereka, acara macam ini pasti basah dalam tanda kutip.
Seperti yang terjadi sore itu di rumah salah satu petinggi partai.
Sekelompok orang yang memakai kalung pers duduk menggerombol di depan rumah. Mereka di sana sejak awal acara, sekali-sekali berdiri sambil menebar senyum kalau ada tamu rumah datang.
Singkat cerita, acara yang diselenggarakan ketua partai selesai. Wartawan-wartawan muda pun bubar karena tamu-tamu juga pulang.
Tetapi, sekelompok wartawan tua tadi masih bertahan di depan rumah.
Usut-punya usut, rupanya mereka menunggu petinggi partai penyelenggara acara keluar. Mereka bermaksud minta 86.
Saking lamanya nunggu, lama-lama gerah juga mereka.
Raut muka kesal mendadak sumringah setelah ada seorang pria keluar dari dalam rumah. Belakangan pria ini ternyata hanyalah ajudan.
Diserbulah pria yang memakai safari itu. Mereka langsung to the point, minta duit saat ajudan tadi sudah berada di dalam mobil.
Nggak tahu takut atau kenapa, ajudan tersebut langsung memberikan uang seadanya dari kantong.
Langsung dilemparkan beberapa lembar duit pecahan Rp10 ribu dan Rp20 ribu ke arah wartawan tadi agar cepat minggir.
Setelah itu, para wartawan tadi pergi, meskipun dengan perasaan dongkol.
PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop
No comments:
Post a Comment