Friday, September 12, 2008

Kekuatan Media Online

Mengelola media online dewasa ini menjadi sesuatu yang sedang digeluti dengan sangat serius. Bukan persoalan adanya kompetisi, melainkan lebih ke APA yang bisa ditawarkan kepada pembaca. Banyak produk kecap marak di pasaran dalam negeri. Semua kecap sudah pasti akan terjual. Tapi, untuk menjadi kecap yang berkwalitet dan betul-betul pas buat lidah, itu yang sulit. Ini menarik.

Karakteristik media online memang lebih cepat dalam mempublikasikan laporan. Tetapi, memiliki sifat itu bukan berarti tidak dapat menghasilkan mutu. Bukan berarti selalu harus menabrak kaidah jurnalistik dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kecepatan, lalu mengambil resiko salah informasi. Karena dalam pikiran pengelolanya, toh, nanti bisa diralat kembali. Ini yang sering dipahami sebagian wartawan online.

Tetapi, ada sebuah pengertian yang mesti diingat bahwa sesungguhnya kecepatan itu bukan parameter untuk dapat unggul dalam mengelola media. Cepat yang menjadi karakteristik itu ada ceritanya tersendiri. Cepat, tetapi laporan itu tetaplah akurat. Cepat tetapi tetap menghindari informasi spekulasi. Cepat tetapi tetap dapat memikat pembaca.

Kemudian, kekuatan berikutnya ialah kedalaman laporan. Mesti diperhatikan bahwa telah terjadi pengertian yang salah kaprah bahwa mengelola media online itu hanya melulu harus running news. Hanya sepotong-potong dan selesai di situ. Itu kesalahan persepsi. Justru online media ini memiliki karakter yang sedemikian rupa.

“Media ini bisa mengeksplorasi sedalam apapun yang diinginkan dengan ketersediaan ruang yang dimiliki,” kata Pemimpin Redaksi Vivanews.com, Karaniya Dharmasaputra.
Media online yang berkembang di negara-negara maju sudah melakukannya. Mereka mampu memadukan teknik running berita dengan teknik laporan panjang yang utuh. Satu kesatuan.

Dengan keuntungan yang dimiliki itu, pengelola media maupun wartawan yang bekerja di media online ada baiknya tidak berhenti hanya dengan memenuhi unsur 5 W + 1 H. Tetapi, mereka mesti membuat laporan-laporan yang investigatif, menyeluruh dan utuh. Dengan demikian, viewers menjadi paham tentang hidangan berita. Bukan sebaliknya malah bingung dan mengutuk.

Lalu, mungkinkah media online mampu menghadirkan berita dengan mendahului peristiwa. Jawabnya mampu. Tapi, kekuatan ini jarang dipakai. Sebab memang agak sulit. Kalaupun bisa, biasanya hanya laporan-laporan ecek-ecek. Misalnya, press release undangan atau pernyataan, umumnya diterima redaksi melalui faksimili. Untuk siaran pers undangan, acara baru berlangsung besok, tetapi tema undangannya bisa diberitakan sebelumnya.

Lalu, bagaimana mampu memberitakan sebuah kasus, sebelum kasus terjadi. Rahasianya ialah kekuatan jaringan dengan narasumber. Ada wartawan yang ngepos di kantor polisi. Networking dengan pejabat di sana cukup kuat. Apabila petugas lembaga itu ingin melakukan penangkapan atau penggeledahan, wartawan ini selalu mendapat bocoran.

Dan wartawan yang bersangkutan selalu membuat berita-berita ekseklusif. Leading terus. Sebab, berita muncul sesaat sebelum tersangka ditangkap. Tapi, harus diperhatikan juga, kalau berita kira-kira tidak mengganggu proses penangkapan, boleh ia memberitakan. Tetapi kalau laporan itu beresiko menggagalkan operasi polisi, sebaiknya pikir-pikir dulu sebelum laporan.

Jurus menjadi kecap yang berkwalitet ialah terdiri dari bahan rempah-rempah terbaik. Bukan palsu. Maksudnya begini, media akan memiliki kredibilitas di mata masyarakat bila data-data yang disajikan sahih. Melalui proses konfirmasi ketat.

Selain itu, pernyataan-pernyataan narasumber dikutip dengan tepat. Narasumber harus orang yang berkompeten. Tidak memaksakan narasumber yang tidak tepat untuk membahas soal kasus tertentu. Atau harus menjelaskan siapa narasumber itu. Misalnya karena ingin segera mempublikasikan berita, sementara orang yang memberikan informasi sering tidak dijelaskan. Intinya ialah, media online yang baik itu ialah yang informasinya dipercaya.

Lalu, ini yang kadang ditabrak. Mengumbar sensasi dan lain sebagainya. Tujuannya untuk memancing pembaca mengklik judul berita itu. Padahal, sebenarnya informasi yang ada dalam badan berita tidak akurat dan tidak factual.

4 comments:

junphotograph said...

apakah anda dapat memaparkan makna dari media online dan dampak apa saja yang ada pada media online itu sendiri
terimakash :)

Siswanto said...

Hemat saya, media online itu sama seperti jenis media lainya, Geng. Bedanya cuma jenis media ini penyampaiannya di online atau internet.
Cara kerjanya memang agak beda, kalau di media online kayak detik, okezone, vivanews, kompas.com dll, itu umumnya mengejar kecepatan penyampaian berita. Walau memang di beberapa bagian tetap mengejar kedalaman dan kelengkapan berita.
Dampaknya macam-macam, Geng. Misalnya, makin cepat redaksi memberitakan sebuah info pada saat itu, ya pembaca makin cepat tahu info tida lama setelah kejadian. Beda dengan di media cetak, baru keesokan harinya bisa baca info.
Siap komandan... mudah-mudahan penjelasanku ini memberi gambaran... kalau belum, bolehlah kita diskusi terus, Geng...

junphotograph said...

wahh
penjelasan yg cukup gampang d mengerti dan masuk dalam pemahaman
makash ya mas :D

Siswanto said...

siap... foto2 karyanya keren keren bro