Tuesday, December 15, 2009

Apa Itu Cinta

Sebelum menonton film New Moon di akhir November 2009, aku telah banyak mendengar berbagai pendapat, baik dari obrolan-obrolan singkat teman-temanku juga dari komentar-komentar di jejaring sosial facebook. Biasanya mereka mengatakan sangat gandrung dengan cerita film ini. Mereka umumnya adalah perempuan. Mengapa sampai begitu. Aku makin penasaran.

Setelah selesai menonton film barulah aku dapat jawabannya. Salah satu sudut pandang dalam New Moon yaitu begini, Bella putus asa atas kepergian vampir, kekasihnya, Edward Cullen, namun semangatnya menyala kembali saat pertemanannya dengan Jacob Black semakin akrab.

Haru biru, tentu saja. Kuperhatikan orang-orang di sekitarku dalam bioskop 21 Taman Ismail Marzuki seperti tidak bernapas ketika menyaksikan pemutaran film ini. Bahkan Vira, temanku seperti tidak berkedip selama menonton. Mungkin hatinya ikut berontak sambil mengingat-ingat seseorang.

Pembuat cerita ini ingin menunjukkan kepada penonton bahwa perasaan cinta Edward dan Bella adalah semangat untuk saling memahami satu sama lainnya. Cinta dalam kasus ini dikonteksnya menjadi pasangan hidup. Mereka bekerja keras untuk tidak memaksakan kekuatan dan kehendak untuk saling memiliki. Yang dilakukan oleh kedua orang ini adalah bagaimana masing-masing bersedia memberikan kebebasan pribadi.

Edward membebaskan Bella untuk membuat keputusan sendiri dengan cara memutuskan tidak ingin mengganggu lagi kehidupan Bella di dunia. Edward yang tentu saja sangat menyintai gadisnya ini dengan tulus lenyap dari muka bumi untuk pergi bergabung dengan keluarga vampirnya.

Tetapi apa yang terjadi. Cinta memang bisa dianggap tidak rasional oleh orang-orang yang sedang tidak terlibat dalam percintaan. Sampai-sampai keluarga Bella menganggap dia sakit dan sangat-sangat butuh pertolongan. Mereka berpikir demikian karena menilai kehidupan Bella semakin tidak fokus dan tidak konkrit sepeninggal cinta Edwardnya.

Cinta adalah perasaan ingin memiliki orang lain. Cinta sekaligus mengandung perasaan ingin menguasai orang lain. Cinta juga berisi unsur kepasrahan. Dan itulah yang dialami Bella. Lamanya waktu. Bergantinya musim. Tidak pernah membuat cintanya redup.

Bahkan kekuatan cinta itu selalu membikin dia terjaga. Dia tetap optimis akan menemukan Edward. Rupa-rupa cara dia tempuh untuk mewujudkan semangat cinta yang abstrak itu. Dia bekerja keras untuk mengkonkritkan perasaannya.

Tidak lama setelah Bella dan Jacob semakin akrab dan dekat, barulah dia menyadari bahwa dirinya telah masuk ke dunia serigala jadi-jadian yang merupakan musuh bebuyutan para vampir, kesetiaan Bella kepada Edward pun diuji di sana.

Cinta kusebut sebagai sesuatu yang abstrak. Mungkin boleh dibilang sesuatu yang jadi-jadian. Betapa tidak. Ketika orang sudah menyatakan jatuh cinta, jatuh hati, kepada seseorang. Dia menjadi orang yang bisa mengorbankan harga dirinya, mengorbankan waktunya, mengorbankan perasaannya dan mengorbankan hal hal yang menurut orang yang tidak terlibat dalam percintaan itu adalah hal yang tidak perlu dilakukan.

Boleh kuceritakan sedikit tentang pengalamanku. Suatu hari ditemukan mayat pria yang sudah membusuk. Lalu dia dibawa ke rumah sakit. Keluarga dan pacarnya yang mendengar informasi ini langsung merapat ke sana. Begitu tiba di ruang jenazah, sang pacar yang selama ini menantikannya langsung menubruk dan memeluk erat mayat yang sudah membengkak dan bau itu.

Tanpa didasari perasaan cinta, tentu saja sulit melakukan hal semacam yang dilakukan gadis ini. Perasaan cinta gadis ini kepada pacarnya telah mengalahkan bentuk fisik dan lain-lainnya yang dianggap orang yang tidak terlibat cinta tidaklah perlu melakukannya.

Itupula yang ingin ditunjukkan cinta Bella kepada Edward. Cinta mereka menembus batas-batas kewajaran yang dimiliki keluarga dan teman-temannya. Cinta yang membebaskan yang ditunjukkan oleh Edward telah mengunci perasaan Bella. Sehingga Bella rela bekerja untuk terus mewujudkannya. Begitu juga dengan Edward, walau dia memutuskan untuk menghilang dari kehidupan kekasihnya.

Tanpa kekangan, tanpa diatur ini dan itu, tanpa cemburu buta, sikap-sikap yang mementingkan diri sendiri sebagaimana yang terjelaskan melalui sikap Edward kepada Bella, itulah yang sebenarnya dicita-citakan banyak orang yang sedang membangun cinta.

Karena yang terjadi pada umumnya adalah ketika sebagian manusia menyatakan cinta kepada pasangannya, hubungan mereka di kemudian hari menjadi tidak lagi bebas. Terjadi penyempitan makna dari persahabatan menjadi pacaran. Persahabatan berarti bebas. Pacaran berarti penuh pagar.

Mengapa menjadi sempit karena dalam berpacaran mereka membuat komitmen-komitmen tertentu yang intinya saling melarang pasangannya untuk tidak melakukan ini dan itu. Melakukan hal-hal dimana hal itu sebelum dapat mereka kerjakan sebelum mereka sepakat berpasangan.

Jadi salah satu nilai film ini ialah cinta itu bukan sesuatu yang sudah jadi dan manusia tinggal mengenakannya sebagaimana mengenakan pakaian yang sudah selesai dijahit. Cinta bukanlah seperti itu karena cinta adalah sebuah kata lain dari semangat manusia untuk saling memahami dan hal ini harus diwujudkan dengan secara terus menerus.

Jakarta 15 Desember 2009

6 comments:

Anonymom Indonesia said...

Perasaan terpenjara karena cinta bukanlah cinta sebenarnya. Setiap hubungan butuh cinta, tdk hanya pacaran, persahabatan pun butuh cinta, dalam keluarga, bermasyarakat, antara manusia dan hewan/lingkungan, setiap hubungan apa pun itu, butuh cinta, sperti yg kamu bilang, cinta berarti saling memahami, dan itulah yg dibutuhkan dunia saat ini. Cinta. Thx 4 sharing, Sis, tulisan yg mencerahkan :)

al_lail said...

"cinta adalah sebuah kata lain dari semangat manusia untuk saling memahami". aku kurang setuju dengan pemakaian kata "saling". Karena aku tak rela (dan aku yakin begitu juga dengan ratusan atau ribuan atau mungkin jutaan orang lain di luar sana) bahwa perasaan memahami untuk orang yang disukai diam-diam itu tak bisa disebut cinta...

Siswanto said...

Veecla: terima kasih vir. mari mempraktekkan memahami orang lain

Laila Qadria: hehehe... ha kau uni... aku menghormati ketidaksetujuanmu itu..

Galuh Parantri said...

Rajin nulis ternyata belakangan....:)

Setuju ma yang lo bilang soal mendefinisikan 'cinta'. Gimana kalau dikembalikan dengan mencintaiNYA dulu baru kamu bisa memahami apa itu cinta sebenarnya? :)

So what next nih? review film apa lagi yang bakal lo tulis mas..?
request: Sang Pemimpi...!

Siswanto said...

Galuh: ayo kita belajar menyintaiNya dengan tulus.. latihannya dengan bekerja keras memaafkan dan menyayangi orang lain..
Ya ya ya... makasih supportnya.. tunggu tulisan2 selanjutnya... hehehhe

Anonymous said...

Anonymous said...

Kisah cinta Edward, Sang Vampir tampan dengan Bella Swan sangat menyentuh. Karena mereka berdua rela mengorbankan diri mereka demi pasangannya masing2. Edward rela meninggalkan Bella meskipun dia sangat terluka. Namun hal itu dia lakukan supaya Bella tetap selamat dan hidup sebab Edward dan keluarganya akan diserang oleh vampir2 lain.


Bella juga mengorbankan dirinya menjadi vampir supaya bisa bersama dan melindungi Edward selamanya. Padahal hidup menjadi vampir itu sangat tersiksa, dia harus menahan diri dari meminum darah manusia padahal dia pasti sangat haus darah. Tapi demi cintanya kepada Edward, dia memilih menjadi vampir yang hidupnya tidak normal.

Tapi ada hal yang kurang baik dalam kisah cinta tersebut yakni keinginan Edward untuk bunuh diri saat dia pikir Bella meninggal. Hal itu menunjukkan cinta Edward yang buta. Padahal seharusnya cinta itu menguatkan, bukan membutakan dan merapuhkan jiwa.


Tapi keinginan Edward dan Bella untuk saling membahagiakan pasangannya meskipun mungkin mereka sendiri tak bahagia patut dicontoh. Anyway ONLY VAMPIRE CAN LOVE YOU FOREVER...Sebab manusia bisa mati dan vampir itu hidup dalam keabadian yang menyiksa.

LOVE, META ATHENA