Wednesday, December 2, 2009

Apakah Kita Zombie

Kami sama-sama senang setelah menonton film Zombieland di bioskop 21 Plaza Semanggi. Kami berdiskusi sambil berjalan kaki sepanjang jalan menuju tempat parkir di gedung Standard Chartered, Jakarta Selatan.

“Manusia butuh saling kerjasama dengan yang lain. Kita tidak bisa hidup sendiri,” kata Vira. Aku setuju dengan bagaimana dia menerjemahkan pesan film Zombieland ini.

Kira-kira kalau film ini dideskripsikan berdasarkan alur ceritanya, begini. Seorang pemuda penakut bernama Columbus terpaksa bergabung bersama pembasmi zombie dadakan bernama Tallahassee.

Saat Tallahassee sedang dalam misi mencari Twinkie yang tersisa di bumi, keduanya bertemu dengan Wichita dan Little Rock, kakak beradik yang sudah bersembunyi di banyak tempat untuk terhindar dari kekacauan ini. Itulah deskripsi sederhana dari Zombieland.

Sebenarnya tidak ada pengalaman hidup yang baru yang ingin ditawarkan pembuat film ini kepada publik. Jadi, menurutku, ceritanya hanya lebih pada keinginan mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang betapa pentingnya menghormati dan menghargai orang lain yang ada di sekeliling kita.

Misalnya hal itu ditunjukkan oleh Columbus dan Tallahassee. Pada awalnya mereka menolak untuk untuk saling bekerjasama. Mereka merasa sudah sangat percaya diri untuk dapat menangani kekacauan dan semua permasalahan mereka.

Situasi kacau yang dimaksud ialah dimana sistem tata krama sudah tidak berfungsi. Manusia sudah tidak memiliki rasa kemanusiaan. Menganggap yang lain sebagai ancaman. Sebenarnya ini lebih tepat untuk menjelaskan situasi kemasyarakatan dunia modern dewasa ini. Dimana sebagian anggota masyarakat berpikir kita harus mencurigai orang lain akan berbuat jahat kepada kita.

Tetapi toh pada akhirnya kekuatan kekacauan jauh lebih berkuasa daripada sifat egois yang dimiliki Columbus dan Tallahasse. Situasi sangat tidak menguntungkan dan akhirnya menempatkan mereka pada kondisi untuk tetap saling membutuhkan satu sama yang lainnya. Untuk kembali pada kerinduan saling percaya dan dipercayai.

Pulau zombie menurutku merupakan terjemahan dari suatu sistem yang diciptakan oleh pemilik modal atau oleh penguasa yang membangun kerajaan sendiri. Mereka menciptakan rupa-rupa aturan main yang tentu saja mendukung keinginan mereka untuk mencapai keuntungan dan kenikmatan sebesar-besarnya.

Entah secara sadar atau tidak mereka telah mempersempit ruang gerak masyarakat melalui aturan-aturan main. Sehingga masyarakat terjebak pada aturan itu. Masyarakat tidak lagi memiliki kebebasan karena semuanya sudah diatur lewat sudut pandang sistem pemilik modal.

Ketika yang berjalan di lapangan tidak lagi sesuai sistem yang diatur itu, kemudian masyarakat dianggap telah melakukan suatu pelanggaran. Singkat cerita akhirnya yang terjadi ialah saling memakan satu sama lainnya. Rasa saling memanusiakan, memahami, menghormati, dan menghargai telah hilang dari muka bumi dan selanjutnya tergantikan oleh aturan main bikinan pemodal itu.

Sistem baru yang tercipta ialah segala sesuatu kemudian diukur dengan prestasi kerja, penampilan fisik, kecerdasan berbicara, dan lain-lain. Kerjasama kini tidak lagi didasari rasa saling memanusiakan, memahami, sopan santun, saling mempercayai, melainkan kemudian tergantikan oleh ukuran-ukuran itu tadi.

Columbus dan Tallahassee dalam perjalanannya ke negara bagian yang lain secara tidak sengaja bertemu dengan Wichita dan Little Rock. Kakak beradik ini cerdik dan pemberani. Berkali-kali mereka berhasil memperdayai Tallahassee yang sangat percaya diri dan terkenal tidak pernah takut pada zombie.

Kecerdikan ini, menurutku, penjelasan dari usaha mati-matian manusia dari rasa terancam oleh keberadaan orang lain. Karena mereka sudah terjebak pada sistem yang mewajibkan bahwa orang lain itu harus dicurigai, mereka harus mempertahankan diri dengan cara memperdayai dan lari, lari, dan lari.

Apakah lari dari kenyataan bahwa kita harus mengenal orang lain itu merupakan solusi?
Kecerdikan dan kepintaran kakak beradik ini pun tidak bisa mempertahankan hidup mereka sendiri. Toh, pada akhirnya mereka tetap butuh hidup kerjasama dengan Columbus dan Tallahassee. Itu ditunjukkan ketika film ini akan selesai.

Bersama-sama kemudian mereka berjuang melawan para mayat hidup atau melawan sistem. Mereka ingin menjelaskan kepada dunia modern ini bahwa jangan sampai terjebak pada sistem-sistem yang justru menempatkan manusia untuk tidak saling mengenal satu sama lainnya. Jadi, buang ungkapan bahwa orang lain itu jahat. Karena sebelum kita mau mengenal orang lain, bagaimana tahu dia jahat.

Senin 14 Desember 2009

2 comments:

Anonymom Indonesia said...

Klo tdk kenal, bagaimana bisa menilai. Kira2 bgtu ya intinya? Hehe..

Siswanto said...

setuju sekali aku dengan pendapatmu vir...