Sunday, December 20, 2009

Melihat Posisi Manusia Dalam Relasi Dengan Alam

Satu lagi film menarik di akhir 2009. Avatar. Film ini berkisah tentang Jake Sully, mantan angkatan laut Amerika yang terluka dan cacat akibat perang. Dia terpilih untuk berpartisipasi dalam program Avatar, yang memungkinkannya bisa berjalan kembali. Jake menuju ke Pandora, sebuah hutan nan subur yang penuh dengan berbagai macam makluk hidup, sebagian indah dan sebagian lagi menakutkan.

Pandora juga rumah bagi suku Na'vi, makluk yang mirip manusia dengan kehidupan 'primitif' serta memiliki kemampuan seperti manusia. Ketika manusia memasuki mencoba memasuki Pandora untuk meneliti kandungan mineral yang ada di sana, suku Na'vi memerintahkan prajurit untuk melindungi negerinya dari ancaman.

Jake direkrut untuk menjadi bagian dari proyek ini, karena manusia tidak dapat menghirup udara di negeri Pandora, maka mereka menciptakan makluk mirip suku Na'vi yang mereka sebut sebagai Avatar. Di Pandora, dengan tubuh Avatar, Jake dapat berjalan kembali. Di Hutan Pandora, Jake melihat banyak keindahan dan bahaya. Dia juga bertemu dengan wanita muda Na'vi bernama Neytiri.

Berjalannya waktu, Jake berbaur dengan suku Na,vi dan jatuh cinta kepada Neytiri. Pada akhirnya Jake terjepit antara tujuan dikirim oleh militer ke Pandora dan suku Na'vi memaksanya untuk memihak satu pilihan yang akan menentukan nasib bumi dan suku Na'vi.

Itulah deskripsi ceritanya. Lalu apakah pesan yang sebenarnya hendak disampaikan film Avatar kepada penonton. Film ini hendak menunjukkan kepada kita, kepada dunia mengenai posisi manusia di alam semesta yang kaya dan yang indah ini. Betapa kecerdasan manusia kemudian menghilangkan rasa kemanusiaan. Pengertian kemanusiaan adalah kemampuan untuk menghormati bukan hanya kepada manusia saja, melainkan kepada semua yang ada di alam ini.

Lihatlah para manusia dalam film ini, melalui teknologinya, menciptakan mesin-mesin, membuat makluk yang menyerupai suku Na'vi untuk menyamar agar dapat mempelajari sistem hidup dan lingkungan hutan Pandora. Tujuannya ialah agar manusia dapat meneliti kandungan mineral alam di sana. Setelah berhasil, selanjutnya mereka dapat mengeksploitasinya atas nama penyelamatan hidup manusia.

Ya, semuanya atas nama hidup makluk manusia. Bisakah manusia mengubah cara berpikir demikian dengan menggunakan sudut pandang masyarakat suku Na'vi yang dalam hidup mereka sangat percaya bahwa relasi dengan alam dapat menyelamatkan makluk hidup dari kepunahan.

Bisakah manusia begitu. Dapatkah manusia percaya bahwa untuk melangsungkan hidup tidaklah melulu harus merusak alam dan hak hidup makluk ciptaan tuhan. Merusak suku Na'vi. Ya ampun Ternyata manusia yang mengklaim punya kecerdasan itu gagal. Mereka tidak bijak.

Manusia, dalam film Avatar, gagal melampaui dan memberi makna terhadap keberadaan alam. Mereka tidak mampu membaca secara jernih apa tujuan alam ini diciptakan.

Mereka selalu beranggapan bahwa dengan kecerdasan, dengan teknologi yang ditemukan, mereka merasa bisa menguasai dan tidak boleh ada yang menghalanginya. Lagi-lagi atas nama kelangsungan hidup. Ras manusia.

Pesan-pesan alam, misalnya yang terjadi melalui bencana alam, tidak pernah mampu diterjemahkan oleh manusia bahwa itu adalah bukti serius terjadinya perubahan sistem alam yang dipicu koleh kebijakan-kebijakan keliru. Yang dilakukan tangan-tangan pemimpin oportunis.

Manusia memang dapat sekali-sekali menangkap adanya perasaan alam yakni berupa kerusakan alam, perubahan iklim, tetapi upaya pencegahan dan perbaikan hanya dilakukan manusia ala kadarnya dan sifatnya politis belaka.

Suku Na'vi dapat diterjemahkan sebagai perwakilan alam yang sangat indah. Mereka telah memberikan pesan-pesan kepada manusia bahwa alam telah sangat baik hati mendukung kelangsungan hidup makluk manusia. Dan itu sangat nyata.

Alam telah memberikan keseimbangan hidup dan hal ini tidak terbantahkan. Karena itu, mereka meminta agar alam janganlah diganggu, jangan dirusak, tetapi harus jadi teman, menjadi bagian kehidupan yang harus tetap diposisikan sama dengan makluk yang lain. Tapi sayang ini tak ditangkap secara baik oleh kecerdasan manusia.

Justru manusia menganggap Na'vi sebagai ancaman. Upaya perlindungan yang dibangun oleh prajurit suku agar alam tetap terjaga ditangkap sebagai kejahatan.

Mereka haruslah dimusnahkan lagi-lagi atas nama kelangsungan hidup manusia. Aneh justru manusia kemudian berpikir bahwa alam telah meneror manusia, maka harus dilawan. Teror harus dilawan dengan teror. Alam harus dikendalikan. Gila. Manusia betul-betul makluk yang tidak terkendali. Sifat yang tepat untuk melukiskannya ialah biadab.

Mereka menyerang, membakar, membunuh suku Na'vi dan hutan Pandora tempat hidup suku Na'vi. Posisi Jake yang merupakan terjemahan dari sisi manusia yang tersadar dan mampu memaknai alam dan ingin menyadarkan tentang ancaman adanya kepunahan alam kepada dunia, justru dianggap sebagai pengkianat ras manusia. Dia dijepitkan pada posisi untuk memilih suku atau kelangsungan hidup manusia.

Manusia yang sadar posisi kemanusiaannya sungguh tak bisa hidup di dunia yang dipenuhi kapitalis ini. Jake merupakan personifikasi manusia yang ingin mewujudkan perdamaian antara alam dan manusia, tetapi dia dipaksa harus sadar bahwa itu mustahil dia lakukan.

Lalu dia dipaksa ikut sistem ciptaan manusia oportunis. Manusia hanya memaknai alam sebagai benda yang berfungsi sebagai pendukung kepentingan mereka saja. Dan tak mampu melihat maknanya secara mendalam.

---Kemayoran

3 comments:

Galuh Parantri said...

:)
Its AWESOME movie...

Manusia emang maish punya banyak PR ya untuk dirinya sendiri..:D

Galuh Parantri said...

Neytiri om Sis.. Neytiri....bukan Neytri --"

Siswanto said...

yoi Luh.. udah tak koreksi. makasih. heheh.. cuma butuh keikhlasan cinta alam untuk menyelamatkan bumi