Tuesday, December 7, 2010

Pelajaran Dari Dua Wartawan Amplop Wkkwkw...

BEBERAPA wartawan yang duduk-duduk di balai dikejutkan dengan kedatangan seorang humas. Ternyata yang datang adalah humas perusahaan yang sedang menyelenggarakan acara bisnis.

Humas itu sudah tidak asing dengan para wartawan. Kepada mereka, kemudian si humas bercerita sedikit tentang acara yang akan digelarnya.


Setelah selesai bicara, tanpa basa-basi lagi petugas humas langsung menyerahkan bungkusan kepada korlap wartawan. Lalu, humas mengharapkan kedatangan para wartawan ini ke acara, tentunya untuk meliput acara.

Setelah si humas pergi, korlap membuka bungkusan. Isinya tidak mengejutkan. Berlembar-lembar uang. Sudah tradisi di kalangan para wartawan itu, setelah pembukaan amplop, dilanjurkan dengan bagi-bagi jatah.

Begitu semua bagian sudah di tangan, dua wartawan pun beranjak pergi dari TKP. Tapi, begitu sampai di halaman, mereka bertemu dengan temannya yang juga wartawan.

Si wartawan yang baru datang ini rupanya sudah tahu kalau baru saja ada pembagian amplop. Entah siapa yang memberitahunya. Sambil bercanda, dia bertanya berapa uang yang dibagikan humas tadi.

Kemudian, dia bilang ke dua teman yang baru dapat jatah itu. Katanya, jatah wartawan untuk acara semacam itu biasanya Rp500 ribu, bukan Rp300 ribu.

Rupanya si duo wartawan muda agaknya terpengaruh. Maklum, yang memberitahu seniornya. Setelah selesai pembicaraan dengan si senior, mereka bergegas ke tempat acara. Di sana, mereka mengembalikan uang ke humas yang tadi menyerahkan uang. Mereka protes kenapa hanya kebagian separoh dari jatah yang biasanya diserahkan kepada wartawan.

Humas tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima uang itu lagi. Mungkin, mereka geli juga melihat tingkah laku dua wartawan ini. Masa sudah dibagi-bagikan, dikembalikan lagi. Jarang sekali ada kasus macam ini.

Belakangan, ternyata dua wartawan itu menyesal karena telah mengembalikan uang. Soalnya, ternyata info dari senior yang mengatakan jatah wartawan Rp500 ribu itu bohong belaka.

Sore harinya, begitu acara selesai, dua wartawan ini menemui humas lagi dengan malu-malu. Mungkin karena takut, humas pun memberi mereka amplop. Tapi, nilainya hanya Rp100 ribu kepada masing-masing wartawan muda.

Duo oknum wartawan itu menerima dengan girang. Sampai di pinggir jalan, mereka membuka amplop. Ternyata isinya Rp50 ribu. Tapi, mereka tidak berani lagi protes ke humas. Walau dalam hati, mereka misuh-misuh.

Hikmah: bersyukurlah pada bagianmu. Jangan kemaruk. Maksud hati ingin uang amplop yang banyak, tapi yang di dapat malah sedikit.

No comments: