Friday, December 31, 2010

Refleksi Akhir Tahun Si Wartawan Amplop

KEMARIN, kita saling berbagi
Bila ada acara-acara jelas, kita saling memberi informasi
Kemarin, terkadang kita memang saling mendahului
Sampai sering bersaing di beberapa lokasi
Bahkan, hampir-hampir berkelahi
Tetapi, kita tidak pernah saling membenci
Karena kita satu hobi
Buktinya, kita tetap akur hingga akhir tahun ini

Pada kesempatan ini, Ketua redaksi blog amplop terpopuler Tanah Air ini, www.singkatcerita.blogspot.com, mengucapkan Selamat Tahun Baru 2011

Mari jadikan momentum pergantian tahun untuk perbaiki diri
Mulai ubah tradisi
Tingkatkan citra diri
Jadi seorang jurnalis yang punya reputasi tinggi
Tidak memalukan asosiasi
Menjadi kebanggaan redaksi
Demikian puisi ini diakhiri
Lebaiiiiii....

Wednesday, December 22, 2010

“Punya Gelar S2, Isi Amplopnya Podo Bae…”

DUO wartawan amplop terlibat obrolan di warung kopi. Sambil ngobrol ngalor ngidul, mereka juga menyinggung soal masa depan. Judulnya bagaimana meningkatkan sumber daya manusia agar karier pun membaik.

Wartawan A menceritakan rencananya untuk melanjutkan kuliah S2 di salah satu universitas ternama. Katanya, dengan kembali ke bangku kuliah, otak bisa segar lagi, pengetahuan nambah, dan tentu peluang dapat pekerjaan menarik plus gaji OK pun lebar.

Monday, December 20, 2010

“Goodbye Jumat Ceria”

BEBERAPA waktu setelah terjadi penangkapan seorang pejabat pemerintah oleh aparat penegak hukum, terasa ada yang berubah di kalangan sebagian wartawan setempat.

Beberapa wartawan itu masih tidak percaya dengan kejadian ini. Heran bukan main, bagaimana mungkin tokoh masyarakat yang selama ini sangat royal dengan mereka, bisa ditahan. Apalagi cuma karena kasus bantuan jengkol.

Wednesday, December 15, 2010

Isi Amplop Dibagi Rata, Berita Di-ACC

INI cerita tentang salah satu redaktur media yang lucu. Rupa-rupanya kelucuannya ini juga sudah menjadi kebiasaannya di tempat kerja. Seperti apakah ceritanya? Begini.

Seperti biasa, sore hari yang tegang. Dead line! Emailnya penuh dengan laporan reporter. Satu persatu email berita dari lapangan dia buka. Setelah itu mengeditnya.

Thursday, December 9, 2010

Redaktur Darah Tinggi & Koresponden Mumet

SIANG ITU, seorang koresponden media online melaporkan berita ke redaksi via telepon. Laporan lewat telepon sudah biasa dilakukan di media online karena redaksi butuh kecepatan berita.

Pada waktu itu, yang menerimanya langsung redaktur senior. Sang wartawan berusaha seruntut-runtutnya membacakan laporan agar tidak kena maki. bla bla bla......

Wartawan Muda Gemetaran Pegang Amplop

DI DUNIA kewartawanan, ada wartawan amplop, ada juga yang anti amplop. Kalau cerita sebelumnya kebanyakan wartawan yang gemar memburu amplop, berikut ini ada cerita tentang seorang wartawan muda yang berjuang menolak. Tapi, karena tidak ada pilihan lain, anak ini pun terpaksa menerima dan sampai gemetaran begitu memegangnya.

Singkat cerita, begini ceritanya. Suatu kali ada isu panas berkaitan dengan seorang tokoh bangsa. Selaku reporter, anak muda ini langsung siap-siap berangkat liputan begitu mendapat perintah redaksi untuk wawancara tokoh itu.

Wednesday, December 8, 2010

Saya Absen, Maka Saya Dapat Jale-an

SUATU hari di suatu kota yang dirahasiakan namanya. Para juru warta televisi tampak sangat sibuk meliput kedatangan pejabat negara.

Di tengah kesibukan, seorang wartawan setengah senior nampak baru datang. Bukannya langsung ikut meliput atau mengambil gambar dengan kamera, eh, dia malah duduk-duduk saja.

Tuesday, December 7, 2010

Pelajaran Dari Dua Wartawan Amplop Wkkwkw...

BEBERAPA wartawan yang duduk-duduk di balai dikejutkan dengan kedatangan seorang humas. Ternyata yang datang adalah humas perusahaan yang sedang menyelenggarakan acara bisnis.

Humas itu sudah tidak asing dengan para wartawan. Kepada mereka, kemudian si humas bercerita sedikit tentang acara yang akan digelarnya.

Pilkada Wartawan Amplop

MENJELANG tahun baru, ada pemilihan ketua kelompok kerja wartawan di salah satu kota. Modelnya mirip-mirip pemilihan kepala daerah. Dua wartawan yang mencalonkan diri, masing-masing menggalang dukungan dari teman-temannya yang jumlahnya juga cuma beberapa orang saja.

Tak hanya itu yang unik dari pemilihan ini, masing-masing calon juga punya semacam juru kampanye yang bertindak untuk melobi teman-temannya. Setelah berhari-hari sibuk persiapan pemilihan, tibalah detik-detik puncak acara.