Friday, December 3, 2021

Komisaris Curhat Orang-orang Redaksinya Banyak Pemainnya

BANG KORLAP ditelepon seorang kawan lama yang sekarang sudah menjadi komisaris di sebuah media massa.

Awalnya, mereka ngobrol soal bisnis media, peluang-peluangnya, juga ancaman-ancamannya di masa mendatang.

Lama-lama, obrolan menjadi semacam curhat. Dari hal-hal yang umum menjadi tajam menukik.

Pak komisaris cerita tentang kondisi medianya sekarang setelah diambil alih manajemen baru.

"Susah bro, di satu sisi dituntut untuk maju, tapi disisi lain, hampir semua pada main sendiri-sendiri," kata komisaris.

Hmmm. Bang Korlap dari tadi cuma ham hem ham hem saja mendengarkan cerita kawannya.

"Pemrednya saja main, apalagi redaktur-redakturnya," kata komisaris.
 
Hmmm.

"Masa dia masuk-masukin orang baru, eh, jalean juga," kata komisaris.

Hmmm.

"Redaktur-redaktur yang ada juga begitu, ngamplopan."

Hmmm.

"Reporter juga sekarang ini tidak dibisa dibedakan lagi, apa dia kerja sebagai jurnalis ataukah sales."

Hmmm.

Mungkin obrolan mereka lewat ponsel sudah berlangsung sekitar dua jam lamanya. Kuping Bang Korlap sampai panas bukan main. Mau menyudari rasanya tak enak hati.

Satu persatu nama orang di internal redaksi yang main duit disebutkan pak komisaris. 

Dia ingin sekali memberantas permainan-permainan nakal orang-orang redaksi. Dia ingin menjadikan redaksinya berwibawa dan terpercaya.

Sebenarnya dia tak perlulah menyebut nama. Tidak etis, kata Bang Korlap.

Barangkali sudah tak tahan dengan keadaan internal redaksi, komisaris sampai sevulgar itu curhat kepada temannya yang notabene orang luar.

Bang Korlap tahu diri. Dia tidak berpendapat. Dia tidak memanas-manasi. Dia memilih menjadi pendengar yang baik. 

Mungkin komisaris memang sedang butuh pendengar saja.

Lagi pula siapa yang mau percaya masukan Bang Korlap yang dirinya sendiri pemain kelas kakap.  

PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.

No comments: