“Punya Gelar S2, Isi Amplopnya Podo Bae…”

DUO wartawan amplop terlibat obrolan di warung kopi. Sambil ngobrol ngalor ngidul, mereka juga menyinggung soal masa depan. Judulnya bagaimana meningkatkan sumber daya manusia agar karier pun membaik.

Wartawan A menceritakan rencananya untuk melanjutkan kuliah S2 di salah satu universitas ternama. Katanya, dengan kembali ke bangku kuliah, otak bisa segar lagi, pengetahuan nambah, dan tentu peluang dapat pekerjaan menarik plus gaji OK pun lebar.
Mendengar itu, si wartawan B manggut-manggut sambil menggaruk-garuk jenggot. “Kalau aku, ora butuh S2, cuma butuh duit. Hahahaha…”

“Punya gelar S2 atau ora punya gelar S2, Ya podo wae entuke (dapatnya amplop) seliter-seliter juga (Rp100 ribu)… hahahahahha,” tambah wartawan B.

“Hahahahahahahha…. Hahahha…,” si A juga ikut tertawa. Lalu si A bilang: “Nek (kalau) punya gelar S2 tetap dikasih seliter, mending dibuang aja. Moso kuliah mahal-mahal masih dikasih seliter, hahahaaha.”

Si wartawan B yang selama ini punya banyak pengalaman sebagai korlap (koordinator lapangan) wartawan makin keras suara tawanya. Orang-orang di warung kopi sampai melihatnya. “Taripe pada bae neng presrum (isi amplop yang dibagi-bagikan di press room sama saja), hahahahah…”

“Soale kowe pas ngambil jatah amplop, gak ngasih liat piagam S2 ne sih hahahaha…” jawab si wartawan A sambil noyor kepala temannya yang terus tertawa itu.

Setelah itu, si B menjawab, “Mengko kalau ngasih lihat piagam S2 malah dikandani (dinasehati) sama korlapnya : S2 kok esih njale (ngamplop) hahahhaa.”

“Hahaha…. Bilang gini dong ke korlapnya: namanya juga hobi,” kata si A. “Udah mendarah daging.”

****

Obrolan duo wartawan amplop ini baru selesai setelah bos di redaksi menelepon untuk memberi perintah liputan.