Wednesday, December 8, 2010

Saya Absen, Maka Saya Dapat Jale-an

SUATU hari di suatu kota yang dirahasiakan namanya. Para juru warta televisi tampak sangat sibuk meliput kedatangan pejabat negara.

Di tengah kesibukan, seorang wartawan setengah senior nampak baru datang. Bukannya langsung ikut meliput atau mengambil gambar dengan kamera, eh, dia malah duduk-duduk saja.


Sampai sejam kemudian, wartawan setengah senior ini masih saja duduk-duduk santai. Teman-temannya tampak gerah melihatnya. Paling-paling nanti kloning gambar lagi, kata salah satu teman.

Namun, begitu seorang humas acara datang dan menyodorkan absen kepada wartawan, secara tiba-tiba si juru warta setengah senior tadi berdiri. Dia langsung mengambil absen dan menuliskan nama dan medianya sejelas-jelasnya.

Lagi-lagi, teman-temannya dibuat kesal oleh perilaku si wartawan setengah senior ini.

Di antara kekesalan, ada seorang wartawan yang bilang begini. Dia (si senior) sudah dua kali tidak naik kelas saat masih duduk di bangku sekolah. Kenapa dia sampai tidak naik kelas, karena jarang masuk alias bolos. Tapi gemar titip absen ke teman-temannya.

Kebiasaan kecil itu rupanya terbawa sampai dewasa. Bahkan, seakan-akan telah menjadi motto-nya. "Masuk kagak masuk sekolah yang penting absen, liputan kagak liputan yang penting absen juga."

Jadi, tidak heran kalau wartawan amplop ini masih suka datang terlambat liputan. Yang penting masih bisa absen, karena kalau tidak absen maka tidak dapat jale-an (amplop). Saya Absen, Maka Saya Dapat Jalean.

2 comments:

Ferdinand said...

Ada Wartawan yg kaya gitu juga toh ternyata hhe... walah klo Wartawan punya pemikiran begitu semua mah yg ada gambar dan berita seluruhnya sama tuh haha.... Sobat gak termasuk kan nie? hhe... pastinya nggak lha orang nulis Blog aja rajin hhe...

Semangat Sob.... klo aku cukup jadi citizen, ntar klo dapet Gambar bagus tinggal kirim ke Kompas wkwkw...

Siswanto said...

Makasih Fer.. hehhe... kau suka kirim gambar ke koompas Fer. banyak dong yang udah dimuat ya