Wednesday, August 8, 2018

Sales Vs Editor Pro 86

INI cerita seorang sales di sebuah redaksi media online Zzttth.com. Dia sedang berusaha mendekati calon klien atau calon pemasang iklan di salah satu lembaga.

Melihat medianya menarik, calon klien itu mulai tertarik untuk kerjasama dengan sales. Tetapi, tim calon klien itu juga kreatif dengan mengirimkan materi-materi pemberitaan ke reporter atau editor di berbagai media dengan harapan bersedia memuatnya.

Sesampai ke tangan editor media Zzttth.com, materi kiriman lembaga tadi langsung dimuat karena ada jalenya. 

Beberapa hari kemudian, tim calon klien yang sedang didekati sales Zzttth.com kembali sebarkan materi berita ke banyak reporter dan editor di berbagai media. Lagi-lagi, editor Zzttth.com memuatnya karena ada isinya.

Lama-lama sales Zzttth.com mencium sesuatu yang mencurigakan. Calon kliennya mulai mundur secara teratur alias tak jadi ngiklan. Sales cari tahu ke sana kemari. Ada apa gerang.

Ah, akhirnya terungkap masalahnya. Calon klien rupanya memilih jalur ngasih jale ke reporter atau editor saja ketimbang pasang iklan yang biayanya berlipat-lipat dari nilai jale. Kalau kerjasama pasang konten bisa puluhan juta untuk beberapa waktu. Sementara dengan amplop Rp300 ribu atau Rp400 ribu, artikelnya bisa dimuat kapan saja, bahkan jumlahnya bisa lebih banyak. Bisa viral pula kadang-kadang.

Ngamuklah si sales. Dia protes editor yang belakangan bernama Bang Korlap itu. Bang Korlap rupanya tak terima. Gantian dia marahi si sales. 

Ributlah mereka berdua. Mereka pun perang dingin sampai sekarang karena pimpinan kantor tidak bisa menyelesaikan.



PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.





 

No comments: