Wednesday, October 5, 2011

Hilang Satu, Tumbuh Amplop 1001

HILANG satu tumbuh seribu satu. Kira-kira seperti itulah bilamana pengalaman yang dialami oleh rekan-rekan wartawan dari salah satu kabupaten miskin di Tanah Air ini diparibahasakan. Cerita punya cerita, begini jalan ceritanya. : D

Waktu itu, pejabat yang selama ini telah menjadi semacam tumpuan nafkah di luar upah rekan-rekan wartawan ini, terlilit kasus hukum. Akibatnya tentu banyak sekali. Ya pemerintahannya terganggu, ya kebijakan publiknya terganggu, terutama ya aliran uang amplop ke sejumlah rekan pers tadi terhenti. Acara Jumat Ceria yang selama ini jadi acara favorit bagi beberapa teman wartawan otomatis dihapuskan.

Apa itu Jumat Ceria? Silahkan buka kamus besar wartawan di link ini. Tapi, kira-kira artinya ialah hari dimana para wartawan di kabupaten itu bertemu si pejabat. Dan dalam pertemuan itu, ada bagi-bagi uang.

Wartawan-wartawan pun agaknya cukup pusing dibuatnya. Soalnya, tidak ada lagi pemasukan amplop tetap. Tetapi, beruntung krisis itu tidak berlangsung lama. Sang korlap wartawan punya gagasan baru lagi untuk semacam mengkondisikan beberapa pihak agar mengeluarkan amplop. Dengan kata lain, untuk menggantikan sesi Jumat Ceria yang telah menjadi nostalgia.

Apakah itu? Dirancanglah agenda pertandingan adu lari. Terkenal dengan nama Adu Lari Persahabatan wartawan dengan pejabat pemerintahan maupun kalangan pengusaha. Hasilnya boleh dibilang sukses. Selain menjadi lebih akrab dengan mereka, umumnya usai bertanding para wartawan tadi juga menerima amplop.

Yah momentum itu dapat dikatakan menguntungkan kedua belah pihak. Wartawan dapat benefit dan pejabat maupun pengusaha pun secara tidak langsung telah melaksanakan media relations.

Nah, suatu hari, kelompok wartawan ini bertanding lagi dengan salah satu karyawan perusahaan tekstil. Hasilnya pertandingannya, wartawan kalah. Ternyata tim pelari pabrik ini kencang betul larinya. Tapi, hati rekan-rekan pers tetap terhibur, karena sepulang bertanding, mereka diberi bingkisan.

Sesampai di pinggir jalan, salah seorang wartawan tidak sabar membuka bingkisan. Setelah disobek bungkusnya, tiba-tiba, matanya terbelalak. Huwaaaaaaaaa…..! Ternyata isinya celana dalam. Warna pink pula. Usut punya usut, rupanya mereka baru bertanding dengan karyawan perusahaan yang memproduksi pakaian dalam. Kasus ini pun ramai jadi bahan olok-olokan di facebook dan twitter.

Cerita ceria lainnya:
"Aman"
"Menghajar Iya, Minta THR, Iya"
"Dasar Raja Jale"
"Kau Tolak Jale, Jatahmu Kuambil"

No comments: