KALI ini, rombongan wartawan di salah satu instansi A benar-benar kecewa berat. Harapan tak sesuai dengan kenyataan.
Ceritanya begini. Suatu hari, koordinator wartawan instansi A mendapat telepon dari kepala pejabat di instansi B. Pejabat itu minta koordinator wartawan mengajak teman-temannya datang karena akan ada ekspos kasus besar.
Selesai telpon-telponan, si koordinator pun meneruskan informasi kepada teman-temannya bahwa kepala pejabat instansi B akan ekspos kasus. Semula, para wartawan di instansi A malas-malasan datang ke instansi B karena lokasinya jauh.
Setelah dipikir-pikir, akhirnya mereka pun datang. Soalnya, pejabat-pejabat dari instansi B terkenal loyal pada wartawan.
Mereka datang berombongan. Tapi, si koordinator wartawan tidak ikut karena ada keperluan lain. Sesampai di TKP, rombongan disambut hangat pejabat. Tak lama kemudian, ekspos kasus pun berlangsung.
Usai ekspos kasus, seperti biasa, ada pembagian amplop. Masing-masing media dapat jatah satu amplop. Acara pun bubar setelah itu.
Tiba-tiba ada wartawan yang ngedumel. Kenapa? Karena isi amplopnya ternyata cuma Rp50 ribu. Jauh dari ekspektasi. Tadinya, mereka membayangkan isinya minimal Rp500 ribu.
Wartawan lain yang penasaran pada isi amplop pun satu persatu berpura-pura pergi ke toilet atau ke tempat parkir. Bukan untuk untuk buang air atau pulang, tapi untuk menyobek amplop.
Benar saja, semua anggota rombongan wartawan pun ngomel semua. Tapi apa daya, pejabat yang mengundang tadi sudah pergi. Datang ke pejabat-pejabat lain di instansi B untuk cari tambahan pun hasilnya nihil. "Dasar peliiiiiiiiiit," teriak lirih salah satu wartawan.
PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop
No comments:
Post a Comment