Di Indonesia ini, ada wartawan bodrek yang baik. Ada juga wartawan bodrek yang ganas. Nah, si Paiman, seorang wartawan ibukota, punya pengalaman dikerjai wartawan bodrek bagian yang ganas.
Ini ceritanya sewaktu Paiman masih muda. Waktu itu, ia menghadiri undangan konferensi pers di salah satu hotel. Tiba di meja penerimaan tamu, ia kaget ketika akan tanda tangan di buku tamu. Ternyata di sana sudah ada nama Firaun yang tanda tangan atas nama medianya.
Karena penasaran, Paiman pun menelepon redaksi. Menanyakan apakah mengutus orang bernama Firaun untuk datang ke acara tadi. Ternyata, orang redaksi bilang, tidak.
Panitia pun tak tahu menahu soal itu. Karena penasaran, Paiman mencari-cari siapa si Firaun yang berani-berani mencatut medianya.
Tak lama kemudian muncullah si Firaun. Bukannya minta maaf, si Firaun malah memelototi si Paiman. Bahkan, si Firaun memberi kode akan besikap kasar bila Paiman macam-macam.
Karena tak mau rusuh, Paiman pun memilih mundur. Tapi ia bilang kepada humas acara, agar jangan memberi amplop kepada si Firaun.
Benar saja, setelah acara selesai Firaun mencak-mencak sampai hampir nangis karena tak dapat amplop maupun goodie bag dari panitia acara. Ia pun berurusan dengan security hotel.
PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral
di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita
lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba
tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop
No comments:
Post a Comment