Sunday, December 22, 2013

Bang Korlap 86 Disangka Sudah Almarhum

SEKITAR enam wartawan, hari itu, sedang berkumpul. Sepertinya, mereka sedang membahas sesuatu yang serius. Wajah mereka tampak tegang-tegang.

Usut punya usut, ternyata mereka sedang membahas selentingan yang menyebutkan Bang Korlap meninggal dunia karena sakit. Para wartawan yang selama ini selalu satu perjuangan dengan Bang Korlap, terutama dalam urusan amplop, tampak kehilangan.

Beberapa di antaranya, tampak menitikkan air mata. “Pantas saja, sudah seminggu ini Bang Korlap tak muncul,” katanya.

"Aku pikir beliau sedang ada misi khusus, oh ternyata,” sahut yang lain.

“Tak  percaya, secepat ini Bang Korlap almarhum,” ujar wartawan yang menitikkan air mata.

“Belakangan ini, jalean banyak banget ya tiap bareng Bang Korlap dan beliau selalu mengalah untuk kita. Mungkin itu firasat.”

Mereka pun saling berbagi cerita perjalanan hari-hari terakhir bersama Bang Korlap.

Salah satu wartawan kemudian melontarkan gagasan untuk mengumpulkan sumbangan duka cita untuk keluarga yang ditinggalkan wartawan senior itu.

 Tak hanya mengolek sumbangan dari wartawan di satu pos liputan, mereka juga menghimpun sumbangan dari pos-pos  liputan lainnya.

Selain itu, mereka juga mengontak pejabat yang selama ini kenal baik. Sumbangan duka cita pun terus mengalir.

Uang sumbangan yang terkumpul sangat banyak. Setelah itu, teman-teman Bang Korlap rembugan untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka berkunjung ke rumah Bang Korlap di provinsi A nun jauh di sono.

Setelah disepakati, keesokan harinya, mereka kumpul lagi di gedung B untuk melepas perwakilan wartawan yang diberi amanah datang ke rumah duka.

 Tiba-tiba. Ada yang berteriak dari kejauhan.

“Woi, pada mau kemana neh.”

Gubrak. Ternyata Bang Korlap masih hidup. Gegerlah siang itu. Ada yang tak percaya. Ada yang bingung. Ada yang marah dan geli.

“Ancuk, aku kemarin pulang kampung buru-buru karena ada keperluan di kampung. Aku masih hidup, cuk,” kata Bang Korlap.

PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop

No comments: