Saturday, December 14, 2013

Jadi Wartawan Media Asing Masih Saja Cinta Amplop

INI pengalaman seru yang lain yang dialami oleh Bang Korlap. Ia sudah capek bekerja untuk media dalam negeri. Gajinya kecil, tunjangan kecil, tapi pekerjaannya sangat banyak. Melamarlah ia menjadi kontributor berita untuk salah satu media asing.

Lamaran Bang Korlap ternyata mendapat respon positif dari redaksi media asing itu. Ia diterima dan ia ditugaskan untuk menulis tentang profil-profil tokoh sukses.

Bang Korlap tentu saja bangga betul. Kini ia memegang kartu pers media asing. Ia juga bahagia karena hanya menulis tentang profil-profil tokoh sukses. Dan kemudian kebiasaan mencari amplop pun kambuh lagi, bahkan lebih parah dari ketika ia bekerja untuk media dalam negeri.

Suatu hari, datanglah Bang Korlap menemui anak pengusaha. Diutarakanlah niat untuk menulis profil tentang anak muda sukses tersebut. Selidik punya selidik, antara Bang Korlap dan anak pengusaha ini, rupanya sudah saling mengenal satu sama lainnya.


"Mau gak bapak saya profilkan, masuk media asing nih," kata Bang Korlap.


"Ah, media asing mana, ah," kata anak pengusaha.


"Hainini, ini," jawab Bang Korlap sambil menunjukkan kartu pers sambil cekikikan.


"Tak percaya aku kamu kerja di media itu, hahahaha," kata anak pengusaha.


"Ya sudah kalau tidak percaya, pak. Jadi gimana," kata Bang Korlap.


"Terus bayar berapa nih," kata anak pengusaha, mulai percaya.


"500 dolar saja," kata Bang Korlap.


"Mahal amat, yak," jawab anak pengusaha.


"Yeee, biasanya 2000 dolar, lho. Mau gak," kata Bang Korlap.


"Deal, tapi bayarnya setelah berita naik yah," kata anak pengusaha.


Bang Korlap langsung mengangguk cepat. "Oke, deh."


Setelah itu, terjadilah wawancara. Anak pengusaha tadi sesungguhnya masih agak heran, bagaimana bisa Bang Korlap diterima oleh redaksi media asing itu, padahal selama ini hobinya memburu amplop ketika liputan.

Tapi kenyataannya, beberapa hari kemudian, tulisan profil pun terbit. Bang Korlap pun langsung merapat ke kantor anak pengusaha tadi sambil membawa kliping berita.

"Mantaf banget sih," kata anak pengusaha.

"Siap," kata Bang Korlap.


PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop

No comments: