Tuesday, December 31, 2013

Ucapan Tahun Baru 2014 dari Mantan Suhu 86

MOMENTUM pergantian tahun merupakan salah satu momen yang paling dinantikan sebagian besar umat, tak terkecuali Bang Korlap.

Bang Korlap senang bukan main ketika di akhir tahun 2013 ini mendapat ucapan melalui telepon dari salah seorang kawan lama yang sekarang sudah menjadi petinggi di salah satu perusahaan. Kawan lama ini dulunya wartawan di lapangan juga. Ia tahu seluk beluk dunia abu-abu sampai gelapnya jurnalis. Maklum, dulu dia suhu-nya urusan 86.

Begitu selesai menerima ucapan dari mantan suhu 86, Bang Korlap 'meringkik seperti kuda.' Lalu, teriak, ancuk.

Seperti ini nih ucapan yang diterima Bang Korlap:


**Lo itu waltawan agamanya apa yaaa, Lebalan lo datang, Natalan lo datang, Tahun Balu lo juga datang (logat warga di Glodok). Met Taon Balu 2014 buat Bang Kollap, semoga taon depan makin jelas.** 



PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop


Tuesday, December 24, 2013

AJI: Hapuskan Amplop Bagi Wartawan

DI tengah kerisauan publik terhadap kinerja aparat pemerintah serta berbagai kasus korupsi yang membelit eksekutif, legislatif dan yudikatif, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuat gebrakan yang patut diacungi jempol.

Dalam upayanya menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan, Ganjar meminta Biro Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menghapus anggaran bagi wartawan. Anggaran yang dimaksud biasa diberikan dalam bentuk uang --lazim disebut amplop-- kepada wartawan yang sering meliput kegiatan Pemprov Jateng.

AJI: Media Harus Independen, Pemerintah Wajib Tuntaskan Kasus Udin

TAHUN 2014 adalah waktu yang krusial bagi dunia pers Indonesia. Menjelang Pemilihan Umum (April dan Juli) 2014 sebagian orang mempertanyakan kredibilitas media dan pemberitaan pers terkait Pemilu. Bersamaan dengan itu ada masalah yang harus dituntaskan Pemerintah RI, khususnya Kepolisian Republik Indonesia (Polri), terkait kasus kematian dan kekerasan terhadap jurnalis.

Yang mendesak dituntaskan adalah kasus kematian wartawan Harian Bernas Yogya, Fuad Muhammad Sjafruddin. Udin, nama panggilan wartawan ini, dibunuh 17 tahun lalu di Yogyakarta terkait pemberitaan yang ditulisnya. Sesuai Kitab Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), pada Oktober 2014 kasus kematian Udin akan kadaluarsa. Apabila kepolisian RI tidak melakukan penanganan serius, maka Kasus Udin akan menjadi misteri yang mencederai rasa keadilan serta mencoreng upaya penegakan hukum di Indonesia.

Sunday, December 22, 2013

Bang Korlap 86 Disangka Sudah Almarhum

SEKITAR enam wartawan, hari itu, sedang berkumpul. Sepertinya, mereka sedang membahas sesuatu yang serius. Wajah mereka tampak tegang-tegang.

Usut punya usut, ternyata mereka sedang membahas selentingan yang menyebutkan Bang Korlap meninggal dunia karena sakit. Para wartawan yang selama ini selalu satu perjuangan dengan Bang Korlap, terutama dalam urusan amplop, tampak kehilangan.

Beberapa di antaranya, tampak menitikkan air mata. “Pantas saja, sudah seminggu ini Bang Korlap tak muncul,” katanya.

Friday, December 20, 2013

Jurnalis Selalu Terancam

APAKAH tahun 2014 benar-benar akan menjadi gerbang kekalahan pers sebagai pilar keempat demokrasi, dalam kasus pembunuhan jurnalis Harian Bernas Yogyakarta Fuad Muhammad Syarifuddin alias Udin?

Tahun 2014 merupakan detik-detik penentuan kasus Udin, mengingat pada tanggal 16 Agustus 2014, kasus ini terancam tutup buku alias kadaluwarsa. Situasi dan kondisi di akhir tahun 2013 ini menyisakan rasa pesimistis kasus tersebut bakal terang ke public karena polisi tak juga menunjukkan tanda-tanda serius untuk menguaknya.

Kasus yang dialami Udin bukanlah satu-satunya kasus pers yang gelap tak terungkap. Masih ada sedikitnya tujuh kasus  pembunuh terhadap jurnalis Indonesia yang tetap gulita. Alih-alih pelakunya dituntut sampai pengadilan, hingga kini kasusnya saja tetap digantung.

Thursday, December 19, 2013

Bang Korlap, Si Wartawan Tak Modal

TEMAN-teman satu tempat liputan sering mengatakan, mungkin sudah dari sononya Bang Korlap tak pernah modal. Wah. Mengapa bisa sebegitu parahnya menyebut Bang Korlap, si wartawan terkenal itu?

Lihat saja, makan siang di kantin seringnya dia minta ditraktir teman. Sekalinya mengajak teman-temannya makan siang, bukannya ramai-ramai pergi ke restoran, tapi bergabung ke acara makan siang tempat konferensi pers.

Tak hanya itu, ketika liputan berita kemana-mana, ia memilih menumpang kendaraan teman supaya tidak perlu keluar uang bensin. Bahkan, pada waktu hendak mengirim berita ke redaksi, Bang Korlap hobinya kloning laporan orang lain.

Saturday, December 14, 2013

Jadi Wartawan Media Asing Masih Saja Cinta Amplop

INI pengalaman seru yang lain yang dialami oleh Bang Korlap. Ia sudah capek bekerja untuk media dalam negeri. Gajinya kecil, tunjangan kecil, tapi pekerjaannya sangat banyak. Melamarlah ia menjadi kontributor berita untuk salah satu media asing.

Lamaran Bang Korlap ternyata mendapat respon positif dari redaksi media asing itu. Ia diterima dan ia ditugaskan untuk menulis tentang profil-profil tokoh sukses.

Bang Korlap tentu saja bangga betul. Kini ia memegang kartu pers media asing. Ia juga bahagia karena hanya menulis tentang profil-profil tokoh sukses. Dan kemudian kebiasaan mencari amplop pun kambuh lagi, bahkan lebih parah dari ketika ia bekerja untuk media dalam negeri.