Pak Tulus Wijanarko membaca sebuah puisi, karyanya sendiri di akhir bincang-bincang Komunitas Pangkalan Bambu. Dia melakukannya untuk membangun kebiasaan, mengekspresikan karya dalam bentuk apapun. Untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya, masing-masing yang hadir dalam acara sebaiknya pun melakukannya.
Semula aksi semacam ini menjadi pemandangan sendiri. Mungkin juga reaksi itu karena belummenjadi kebiasaan. Tapi, setelah pembacaan puisi yang dilakukan dengan serius, meskipun tidak dengan ekpresi seperti dalam panggung. aksi itu mendapar aplaus yang luar biasa dari teman-teman yang hadir di sana.
No comments:
Post a Comment