Ikut mengobrol tentang kebudayaan dengan Komunitas Pangkalan Bambu, Bekasi. Tempat pertemuannya di sebuah saung, milik pengusaha alumnus SMAN 1 Kota Bekasi, namanya One Center Alumni. Di sana ada pemerhati kebudayaan, sastra dan penggiat kesenian.
Dipandang, kesenian daerah, terutama Bekasi kini ibarat hidup segan mati tak mau. Persoalan ini lebih disebabkan mulai dari masyarakat sendiri, pemerintah dan anggota dewan terutama, kurang serius melakukan lobi-lobi untuk melestarikan kebudayaan setempat. Kekurang seriusan dari pemerintah ini, selain dewan kesenian yang tak mampu banyak berkutik, juga greget dari pemerintah daerah yang kurang menyentak.
Ada salah satu kesenian tradisional asal Bekasi, yakni kesenian Topeng, kini kesenian itu diklaim oleh pemerintah DKI Jakarta. Tari Topeng Bekasi pun dinamai oleh DKI sebagai Tari Topeng Betawi. Padahal, dulu tari ini merupakan kebanggaan masyarakat Bekasi. Gaungnya sampai ke sejumlah negara luar.
Ironis sekali. Kini, ada empat kesenian tradisional asli lainnya yang nasibnya hampir menyusul Topeng tadi.
Komunitas Pangkalan Bambu yang baru berdiri Sabtu 5 Mei lalu hendak menjawab persoalan itu. Para pemerhati kebudayan, sastra dan penggiat seni yang selama ini berjalan sendiri-sendiri pun berkumpul membicarakannya. Sekarang ini, program penggiatan seni sedang disusun. Program-programnya diharapkan dapat lebih kreatif dan aspiratif terhadap kesenian tradisional yang selama ini megap-megap
No comments:
Post a Comment