Ini masih kisah Bahrul, temanku yang lagi kuliah S2 jurusan Ekonomi di UGM, Menteng. Acara ngumpul-ngumpul usai kuliah sering mereka lakukan. Biasanya tempatnya di kafe. Hari itu, teman-teman Bahrul memutuskan ngerumpi ekonomi di Tebet.
Masing-masing mahasiswa bawa mobil sendiri-sendiri. Kecuali Bahrul. Mungkin sekalian mereka akan pulang setelah selesai acara di Tebet. .
Bahrul: "Din, ayo Kita bareng saja. Daripada kamu capek bawa mobil sendiri. Macet pula."
Dina: "Mmmm. Boleh juga sih. Nanti kamu antarin Din ke kampus lagi yah."
Bahrul: "Okay hun, apa sih yang enggak buat kamu."
Bahrul temanku ini masih jomblo. Dia tidak pernah tinggal diam kalau melihat perempuan yang menurut perspektifnya layak dikejar. Diam-diam sejak lama dia ingin menembak Dina.
Sampai di pelataran parkir, Bahrul buru-buru menghidupkan sepeda motornya. Setelah bayar parkir, dia membawa motor ke depan lobi kampus tempat si Dina menunggu.
Bahrul: "Hai hun, marilah."
Dina agak kaget. Dan menjawab, "Aduh, mamaku marah kalau aku naik motor. Kulitku sama rambutku bisa kotor."
Semula Bahrul pikir Dina bercanda saja. Tapi ternyata serius. Dina menolak Bahrul dan motornya. Setelah minta maaf, Dina membawa mobilnya sendiri.
"Monyet-monyet," kata Bahrul dalam hati. "Asu."
1 comment:
kalo aku pasti juga akan melakukan itu.. hari gini pake motor butut... hahahahaha... peace. (S)
Post a Comment