Friday, September 23, 2011

Amplop Pun Dikonvergensi

SEORANG wartawan media A tiba-tiba menyampaikan gerundelan hatinya kepada teman yang kebetulan sama-sama meliput salah satu acara festival di Ibukota Jakarta, siang itu. Ia sebel karena perilaku seniornya yang bekerja untuk media B. Media A dan B ini sejatinya masih satu grup perusahaan yang selama ini telah menerapkan konvergensi media online, cetak, dan televisi.

“Masa waktu kenalan dengan humas tadi, dia (wartawan B) mengaku dari media tempatku kerja, sih,” kata si wartawan muda.

 Temannya menjawab enteng. “Ah, sesama grup ini, bro. Kalian kan media konvergen. Dimaklumi ajalah”

“Bukan begitu coy. Kenapa sih dia tidak mengenalkan diri dari media tempat kerjanya sendiri. Malahan, ngaku dari media lain, sudah begitu aku dengar sendiri pada waktu dia bicara seperti itu,” sahut wartawan muda. “Eh, setelah dia tahu aku kerja di media A, dia buru-buru meralat ucapannya kepada humas. Dia seperti merasa bersalah gitu”

Bincang-bincang kedua wartawan itu kian seru. Singkat cerita, mengapa si wartawan muda sampai sewot begitu? Usut punya usut ternyata karena ia takut kalau-kalau nanti si wartawan senior media B itu sampai menerima atau minta amplop dari humas, bisa-bisa yang jelek citranya adalah media A. Padahal, selama ini para wartawan media A berusaha untuk menjaga citra dan reputasi perusahaan dengan tidak menerima amplop dari narasumber.

“Jangan-jangan selama ini si wartawan B itu selalu begitu, bawa-bawa nama mediaku,” kata wartawan muda. “Kan mediaku lebih dikenal orang dibandingkan medianya.”

Teman si wartawan muda hanya cengar-cengir. “Itu sih namanya yang konvergensi bukan hanya media ente aja bro. Tapi urusan amplop pun dikonvergensi* juga,” katanya lagi sambil menulis status di facebook, lalu terkekeh-kekeh meninggalkan wartawan A.

“Siaulll luuuuuuu,” kata wartawan muda.

*konvergensi: istilah dari menggabungkan atau mengintergrasikan layanan informasi kepada publik.



PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis. Salam 86.
Kamus Besar Wartawan Amplop

2 comments:

asaz said...

mas sis hebat produktif, update blognya, mas ikut lomba atuh di hattarajasa, masih ada waktu biar rame

Siswanto said...

siaaap. tp blogku ini lagi diikutkan lomba mas. kalo dobel, takut gak bisa. hehehe. thanks yaks!