SEHARI setelah acara konferensi pers di salah satu kota di Indonesia, seorang mantan korlap wartawan amplop yang kini jadi humas di salah satu perusahaan, sibuk membaca kiriman SMS di layar BB-nya. Pria ini senyum-senyum sendiri, terkadang tertawa sampai terpingkal-pingkal.
Apa sih isi SMS-nya. Ternyata ada wartawan yang menulis SMS begini: “Bang, berita release-nya sudah dimuat sesuai dengan perintah. From wartawan XXXX”
SMS lain bunyinya seperti ini, “Berita sudah nongol di halaman satu, bos. Mohon perintah, ya. Dari wartawan LLLL”
Ada juga wartawan yang mengirimi humas itu SMS untuk minta ketemu. Kata si wartawan, dirinya akan memberikan barang bukti berita yang memuat hasil press release kemarin.
Sebagai mantan korlap wartawan yang suka menerima amplop dari narasumber, humas ini paham betul apa yang sebenarnya dimaui oleh para wartawan itu. Tapi masalahnya, dia tidak bisa begitu saja memberikan amplop kepada mereka. Karena memang dalam acara press release itu tidak dianggarkan uang untuk wartawan.
Tapi, korlap ini tidak bisa menolak begitu saja. Dia merasa harus bijaksana menyikapinya. Setelah berpikir keras, lalu dia membalas semua SMS wartawan itu. Isinya: “TERIMA KASIH, KUMENDAN. SEMOGA KITA SEMUA SELALU DALAM LINDUNGANNYA.”
Nah, pada suatu hari menjelang lebaran. Perusahaan tempat humas itu bekerja akan kembali mengadakan acara konferensi pers. Humas membutuhkan media sebagai saluran untuk menyampaikan pesan kepada publik. Diundanglah para wartawan. Undangannya melalui milis, BBM, maupun SMS.
Beberapa menit setelah selesai mengirimkan undangan, humas ini mendapatkan beberapa balasan. Isinya sama, “TERIMA KASIH, KUMENDAN. SEMOGA KITA SEMUA SELALU DALAM LINDUNGANNYA.”
Saat acara konferensi pers berlangsung, para wartawan yang pernah kecewa kepada si humas, tidak datang ke acara siaran pers itu. "Acara pahiiiit."
***
Ditulis untuk #GoVlog Ramadan @VIVAnews
No comments:
Post a Comment