BUKAN rahasia negara lagi bila pejabat tinggi yang sedang berkasus membutuhkan dukungan dukungan wartawan dan media.
Seperti kasus satu ini. Suatu malam, beberapa wartawan sedang menunggu hasil pemeriksaan lembaga hukum. Mereka duduk sambil merokok di tangga gedung.
Tiba-tiba, datang orang dekat pejabat yang sedang terkena kasus korupsi. "Bro, ada rokok kagak neeh," kata orang itu.
Entah apa maksudnya, tiba-tiba saja orang dekat pejabat itu mendatangi wartawan dan minta rokok. Sebelumnya, tak pernah ia melakukan hal seperti itu. Tapi belakangan diketahui itu adalah salah satu upaya untuk menjalin kedekatan dengan abang-abang wartawan.
"Kagak ada neh baaaang, abiiiis," kata wartawan.
Maklum, tak banyak wartawan yang beli rokok bungkusan. Biasanya ketengan. Jadi, cepat habisnya.
Setelah ber haha hihi dengan wartawan, tiba-tiba si orang dekat pejabat tadi merogoh kantong jaketnya sendiri. "Nih bro, beli rokoklah," katanya.
Wartawan kaget bukan main. Segepok uang kertas tanpa dibungkus amplop diberikan begitu saja oleh si orang dekat pejabat itu.
Wartawan menolak. Tapi, si orang dekat pejabat juga rupanya ikut menolak. Lalu, ia segera pergi begitu saja dan masuk ke dalam gedung lagi.
Akhirnya, uang segepok itu langsung dibawa ke tempat makan. Para wartawan pun makan ramai-ramai di sana sambil mengetik berita.
"Uang jin, jangan pernah dibawa pulang ke rumah braayyyy," teriak salah seorang wartawan yang disambut tawa.
PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop
No comments:
Post a Comment