ADA kasus besar di salah satu kota. Wartawan online di daerah itu kemudian menulisnya ramai-ramai. Dan tulisannya cenderung menyudutkan salah instansi hukum setempat.
Karena tak ingin imej-nya buruk karena pemberitaan, kepala instansi hukum itu langsung memanggil para wartawan media cetak ke salah satu ruangan kantor. Wartawan online sengaja tak dipanggil karena dianggap tak punya pengaruh.
Di ruangan itu, abang-abang wartawan media print mendapat pengarahan. Intinya, agar besok mengeluarkan informasi yang baik-baik tentang instansi hukum tadi. Bikin berita yang soft-lah.
Endingnya, kepala instansi menawarkan abang-abang wartawan untuk karaoke pada malam harinya.
Dan malam harinya, ternyata yang datang ke tempat karaoke bukan anak media print, melainkan anak media online. Soalnya, anak print tidak tertarik karaoke.
Mengetahui yang datang ke tempat karaoke adalah para anak online yang telah menyudutkan instansi hukum itu, kepala intansi tampak cemberut.
Tapi, ia tak bisa membatalkan acara karena room sudah dipesan sejak siang. Sepanjang karaoke, ia menyanyi lagu-lagu pop yang melo.
Mungkin hatinya juga sedang melo karena harus membayari nyanyi para wartawan susah diatur ini.
PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop
No comments:
Post a Comment