Sunday, September 1, 2013

Wartawan Penjual Buku Kode Etik Jurnalistik Lagi Apes

SEORANG wartawan muda di salah satu daerah mengadu ke blog Korlap 86. Ia mengaku kesal bukan main dengan ulah oknum wartawan yang kegemarannya menakut-nakuti pejabat demi mendapatkan keuntungan pribadi.

Begini modus operandi oknum wartawan senior itu. Ia menggandakan buku kode etik jurnalistik di percetakan.  Entah berapa modalnya. Kemudian, ia edarkan buku tersebut ke pejabat, termasuk guru dan kepala sekolah.

Ada guru dan kepala sekolah yang mau membeli. Tapi, ada juga yang langsung menolak karena tak ada kepentingan dengan membeli buku macam itu.

Kepala sekolah yang coba-coba menolak, akan ditakut-takuti. Misalnya, akan diberitakan di koran. Tapi karena kepala sekolah tak punya pengalaman menghadapi wartawan, mereka pun takut setengah mati. Setelah itu, mereka menurut saja.

Suatu ketika, abang wartawan datang ke salah satu kepala sekolah. Ia meminta kepala sekolah memborong buku lagi. Seperti biasa, ia pakai ilmu palak.

Mungkin memang sudah hari apes. Ternyata, kepala sekolah yang sedang dikerjai dulunya wartawan juga. Bahkan, sikapnya jauh lebih galak dari abang wartawan.

Abang wartawan pun kemudian disidang di ruang guru. Para guru memintanya membaca semua isi kode etik jurnalistik sambil berdiri. Hampir menangis dia.

PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop

No comments: