Friday, September 23, 2011

Ngobrol Rok Mini Bersama Pakarnya

ADA yang seru di acara pesta para pengguna social media, Sosial Media Festival 2011, di fx LifeStyle X’nter, Jakarta Selatan. Apa itu? Apalagi kalau bukan acara Ndayang Ndayang Ndoro. Ini acara ngobrol santai bersama blogger sohor Ndoro Kakung, selebriti cantik Chantal Della Conceta, dan psikolog seks keren Zoya Amirin. Temanya seputar rok mini.

Acara yang berjubel pengunjung ini berlangsung ger-geran, walau begitu juga bisa serius. Dari sekian momen obrolan, ada salah satu yang cukup ramai. Yaitu ketika Ndoro Kakung minta pendapat Chantal tentang hipotesis bahwa rok mini mengundang nafsu birahi lelaki. Telah kita ketahui, belakangan rok mini kembali jadi diskusi hangat di media massa Tanah Air, terutama di sosial media. Mereka yang mengenakan rok mini agaknya disalahkan sebagian orang karena dianggap memancing lawan jenis untuk melecehkannya.

“Rok mini (nafsu birahi) itu ada di otak,” kata Chantal menjawab Ndoro Kakung. Chantal ini adalah mantan news anchor yang melejit namanya di jagat ini lewat foto seksinya yang nongol di majalah dewasa, FHM.

Mendengar statement Chantal, bukan hanya pak priyayi Ndoro Kakung dan pakar seks Zoya serta para pengunjung  Festival Sosial Media yang tertawa. Tokoh Jaringan Islam Liberal, Ulil Absha Abdalla yang hadir bersama istri dan anak pun ikut ngekek di kursi paling belakang.

Chantal yang pada penampilan kali ini tidak mengenakan rok mini itu menjelaskan argumentasi hipotesanya. Bahwa tidak betul sepenuhnya bahwa orang memutuskan memperkosa perempuan karena rok mini yang dipakainya. Ia punya bukti korban pemerkosaan di Indonesia tidak hanya dialami kaum hawa yang mengenakan rok pendek saja. 

“Ada korban pemerkosaan yang mengenakan pakaian tertutup, bahkan ada korban yang masih-anak-anak,” katanya. “Jadi, tidak betul  bahwa memakai rok mini itu salah dan memancing terjadinya pemerkosaan.”

Chantal kemudian menunjukkan pemandangan di Pulau Bali. Di sana, banyak perempuan yang mengenakan pakaian mini. Baik itu di mall, di pasar, di pantai, bahkan di jalan. Tapi, lanjut Chantal, aman-aman saja tinggal di Bali.

Kendati demikian, ia paham perspektif orang-orang yang menganggap rok mini memancing terjadinya kasus pemerkosaan. Chantal menilai orang yang berpikir semacam itu karena kurang mendapat pendidikan seks yang baik di keluarga dan sekolahnya. Karena biasanya, orang yang sejak muda mendapatkan edukasi seks yang baik dari keluarga dan sekolah, katanya, tentu tidak memiliki sudut pandang seperti itu.

“Jadi, peran sex education itu penting sekali,” katanya agak serius.

Suasana lama-lama serius. Tapi ger-geran lagi ketika Ndoro Kakung menyela. “Jadi diskusi tentang seks itu tidak akan ada habisnya. Seks tidak cukup dibicarakan, tapi dilakukan.”

"Wah, pernyataan yang cerdas sekali," sahut Zoya menahan tawa.

"Jadi, nafsu itu ada di atas, bukan di bawah," tambah pak priyayi Ndoro disambut ngekek hadirin di depan panggung.

Seru deh acara ini. Pokoknya serba seks dan pornografi dari sisi edukasi. Apalagi ketika Zoya tampil bicara. Menurutnya memang benar, di Indonesia pendidikan seks masih tergolong rendah sekali. Itu sebabnya, ia sangat mendukung, bahkan juga mempraktekkan memberi pendidikan tentang seksualitas terhadap keluarga dan siswanya di universitas.

Zoya yang kini hobi di sosial media seperti twitter, facebook dan lain sebagainya ini tak melulu bicara masalah serius, ia juga punya banyak cerita tentang pengalaman lucu saat konsultasi seks. Tapiiiii. Sorry teman-teman. Berhubung saya masih belum cukup umur, saya tidak mengulas panjang lebar pengalaman Zoya itu di blog korlap 86 ini. Just joke. Wwkwkkwkw….

BACA CERITA SERU  INI JUGA:
VIVA Bloggers Kopdar?
Kamus Besar Wartawan Amplop
Hasilnya Jelas!


3 comments:

asaz said...

nace post gan isinya pesan moral nya bagus gan coba ikut lomba saya juga ikutan ni di hattarajasa.com ditunggu coment bactnya di link artikenya ini

Siswanto said...

siap

emingko said...

nampaknya topik yg satu ini sdg hot2nya saat ini, rok mini :)
jgn lupa mampir ke eMingko Blog