Monday, February 20, 2012

Harga Seporsi Makan Wartawan Bikin Humas Menjerit

MUNGKIN, kali ini, terbayarlah sudah cita-cita sejak kecil si abang wartawan satu ini. Yaitu makan makanan termahal. Opo sih? Kok tiba-tiba bicara soal cita-cita. Sabar dong. Makanya, baca dulu cerita satu ini sampai tuntas. Semua ini bermula dari undangan seorang humas di salah satu perusahaan bonafit.

To the point saja ya. Jadi, sambil menanti kehadiran pimpinan perusahaan yang akan memberikan pernyataan pers, abang jurnalis ini pun diminta humas untuk menunggu di restoran. Tentu saja, di sana boleh pesan menu makanan apa saja.

Abang wartawan pun membuka-buka buku daftar menu makanan yang terletak di meja. Lihat sana, lihat sini. Buka sana, buka sini. Setelah agak lama dia pilih-pilih makanan, pelayan restoran pun datang dan mencatat pesanan si abang ini.

Beberapa saat kemudian, tibalah waktunya wawancara. Semua urusan makan sudah ditanggung pihak humas, jadi abang wartawan pun boleh langsung pergi menemui pimpinan perusahaan.

Sepeninggal abang wartawan, ternyata ada kejadian aneh. Di depan kasir si humas berteriak-teriak lirih. “Aduuuuh.” “Aduuuh.”

Kenapa si humas semi histeris? Selidik punya selidik, rupanya satu porsi makan yang dipesan abang wartawan tadi harganya hampir setengah juta.

PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop

1 comment:

Anonymous said...

hahahahah, gpp lah, toh klo bayar iklan, humas harus bayar ratusan juta, ini baru setengah juga wakakakak

by dewi athena