Saturday, June 21, 2008

Genre New Media (Online) di Indonesia

Global MediaCom sudah mengantisipasi respon user di Indonesia terhadap kebutuhan new media. Menurut hitung-hitungan Hary Tanoesoedibjo, diperkirakan 5-10 tahun lagi, perkembangan media generasi baru ini akan mengambil alih peran media tradisional yang selama berpuluh-puluh tahun mendominasi pasar.

***************

Okezone.com di group Global MediaCom tidak berdiri sendiri, melainkan bersinergi dengan group. MediaCom ini memiliki sejumlah stasiun televisi nasional RCTI, Global TV, dan TPI. Selain itu tivi channel dan lain-lainnya. Misalnya, Cross Media Internasional, MNC Network, Starmedia Nusantara, Mobile8, Infokomelektrindo, Indovision. Selain itu media cetak, seperti Sindo, Genie, Realita. Juga radio.

Sekarang, perusahaan media ini nampak masih menyeriusi pengembangan stasiun-stasiun TV, baik tingkat nasional maupun lokal. Proyek TV siaran lokal itu untuk menangkap peluang bisnis terkait dengan aturan yang diterbitkan pemerintah untuk pengelolaan media dengan mengedepankan kebudayaan daerah.

Maping perkembangan media terbagi menjadi dua jenis, yaitu tradisional dan new media. TV, radio, koran dan lainnya itu dimasukkan dalam media tradisional. Sedangkan new media meliputi internet, komputer, game, chat, friendster, google, dan lain-lain.Termasuk Okezone.com, Kompas.com, Detik.com dan Kanalone.com.

Dewasa ini, di Indonesia, respon user terhadap perkembangan new media relatif masih kecil. Sebab, sebagian besar penduduk di negara ini dapat disimpulkan belum familiar dengan teknologi komputer atau sebenarnya melek, tetapi tidak memiliki perangkat atau kesulitan untuk mencari akses internet.

Di dunia, perusahaan new media yang terbesar saat ini ialah Google.com yang bermarkas di Amerika Serikat. Mengapa demikian? sumber daya manusia penduduk di sana sudah jauh lebih maju. Semua orang, baik tua dan muda, sudah menjadikan komputer dan internet sebagai kebutuhan primer atau yang mesti terpenuhi. Di mana-mana tempat, di negara itu sudah terdapat fasilitas WiFi atau jaringan internet gratis.

Tapi yang mesti diperhatikan ialah kemajuan yang dimiliki negara-negara Barat sudah mulai bergerak ke Asia Tenggara. Contohnya, perkembangan new media di China sungguh luar biasa cepat, pada saat ini. Akses jaringan internet sudah menjadi primer bagi bayoritas penduduk negara itu.

Singkat cerita, Global MediaCom nampaknya sudah bergerak untuk mengantisipasi respon user di Indonesia terhadap kebutuhan akan new media. Menurut hitung-hitungan Hary Tanoe, diperkirakan 5-10 tahun lagi, perkembangan media generasi baru ini akan mengambil alih peran media tradisional yang sudah berpuluh-puluh tahun mendominasi.

"Kita sudah antisipasi hal itu. Jangan asal menganggap ini (okezone.com) hanya mainannya MediaCom. Ini strategis," kata Harry Tanoe saat orasi kebudayaan di redaksi Okezone.com.

Okezone ini merupakan investasi MediaCom yang sangat berharga mahal. MediaCom sebenarnya dapat saja melengkapi seluruh kebutuhan infrastruktur situs itu, hanya saja, market sasarannya masih dilihat belum memiki kesiapan untuk merespon kehadiran new media.

Dengan demikian, MediaCom baru sampai pada tahap step by step, perlahan-lahan untuk menggelontorkan anggaran besar untuk memenuhi infrastruktur Okezone.com.

Tapi, prinsip yang dipegang oleh pemilik modal ialah perkembangan new media ke depan ini sangat baik. Contoh kecilnya ialah game internet sudah mulai populer di Indonesia. Karena itu, MediaCom akan terus memajukan Okezone.com. Dengan catatan sepanjang pasar siap, sejauh user bersedia merespon Okezone.com.

Begitulah. Mengapa situs berita ini dinamai Okezone. Zone ialah zona atau kawasan yang oke. Konsep awalnya,dengan mengakses ke Okezone, maka user dapat masuk ke kanal-kanal yang lain, kemanapun dalam dunia maya.

Menghidupkan Okezone.com penuh dengan persaingan yang ketat. Lihatlah Kompas.com, Detik.com. Mereka sudah lebih dulu menjadi pelopor genre ini di Indonesia. Terutama Kompas.com yang belakangan ini terus melakukan inovasi-inovasi untuk merebut hati user.

Mau tidak mau tim Okezone juga mesti demikian. Harus menanamkan ambisi untuk mendapatkan apa yang sudah didapatkan tim Kompas dan Detik.

Keinginan seperti itu harus datang dari tim Okezone sendiri. MediaCom berjanji akan merespons gagasan, konsep baru untuk memajukan media. Group media sudah menawaran sinergi apa yang bisa grup lakukan untuk Okezone.com. Semua akan diberikan, tapi kembali ke tim Okezone. Apa dia punya konsep, ide kreatif?

Hary Tanoe meyakinkan tim okezone bahwa dalam rentang waktu 5-10 tahun lagi genre new media yang sebelumnya dia katakan, pasti akan terbukti. Contohnya ialah fasilitas game, pasti nanti akan melalui kanal new media.

Saat ini pengelola Kompas.com sudah mampu melihat peluang itu. Bahwa new media akan menjadi the future. Karena itulah, Kompas.com melakukan lounching besar-besaran dengan tema Kompas reborn pada pertengahan 2008.

Harry Tanoe memberikan keyakinan kepada tim Okezone bahwa keberadaan media ini merupakan bagian penting di group MediaCom. Pihak pemodal tidak sekedar melihat bahwa ini sesuatu yang penting sehingga harus dimiliki oleh group.

Substansi orasi Hary Tanoe di redaksi Okezone ialah semua yang menyangkut kemajuan dan perkembangan media, erat kaitannya dengan etos kerja. Kunci pesatnya kemajuan Okezone sekarang ini yaitu support yang ditunjukkan melalui kualitas kerja yang baik.

Dengan menerapkan prinsip karya jurnalistik yang memiliki kredibilitas, eye catching, secara otomatis akan menarik bagi user. Yang harus dapat dipastikan oleh tim ialah pembaca melihat bahwa berita-berita Okezone ini memiliki kredibilitas. Terpercaya.

Apabila berbicara mengenai kredibilitas, akan berkaitan dengan tulisan-tulisan yang dipublikasi. Misalnya tetap mengedepankan standar jurnalistik sehingga memenuhi syarat kredibilitas itu.

Salah satu strategi untuk mengundang user mengakses Okezone ialah dengan menggarap kuis dan undian-undian. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk melibatkan user. Dengan demikian tercipta interaksi yang intens. User akan sering-sering masuk ke Okezone.

Gagasan semacam ini harus diakui bahwa sesejauh ini memang belum terpikirkan sama sekali oleh tim inti Okezone. Itu pandangan subyektif penulis. Yang terpikir baru sampai pada level bagaimana pemberitaan itu bisa dimuat dengan cepat. Bagaimana lebih cepat dibanding Detik. Lalu, soal kredibel, soal ide-ide kreatif, rasanya belum ada.

Bagi MediaCom, target utama Okezone ialah mampu menyaingi perolehan Kompas.com. Ada logika sederhana dan logika ini menabrak logikanya tim okezone yang selama ini terus dipertahankan. Yakni, mestinya perolehan pageviews Okezone ini lebih banyak dibanding Kompas.com.

Artinya, diandaikan bahwa apabila user masuk ke Kompas.com akan sama seperti melihat koran Kompas. Karena itu, tentunya orang akan segan untuk membuka Kompas.com lagi karena sudah ada koran. Atau misalnya okezone.com ini dinamai Sindo.com. User merasa tidak tertantang melihat Sindo.com karena sudah membaca Koran Sindo.

Itulah alasan mengapa Okezone yang satu grup dengan koran Sindo ini dibuat dengan nama sendiri. Tidak lain, tujuannya untuk mengantisipasi persepsi user semacam itu tadi. Jadi, menurut pemodal Okezone, mestinya, posisi Kompas.com berada di bawah Okezone.com.

Yang paling penting lagi content Okezone. Bagaimana mengembangkannya. Content Okezone ini apa saja? Dalam tahun ini, misalnya, contentnya apa?

Kemudian soal infrastruktur. MediaCom akan memenuhi semua yang diajukan tim Okezone apabila memiliki alasan yang baik. Apabila usulan itu diajukan untuk membuat sesuatu yang baik, MediaCom akan memenuhinya.

Pemimpin group MediaCom menantang tim inti redaksi Okezone. Begini, group ini memiliki sinergi dengan media-media lain yang luar biasa memadai. Misalnya, punya stasiun TV, channel di dalam dan luar negeri, koran, radio dan lainnya. Persoalannya kemudian ialah bagaimana dapat memanfaatkan semua itu.

Channel TV yang mengudara di luar negeri bisa dimanfaatkan. Okezone bisa nunut (ikut) agar orang di luar sana mengetahui keberadaan media ini. Okezone bisa menggunakan channel itu sehingga berita di luar sana bisa diketahui di dalam negeri dan sebaliknya. Kemudian Koran Sindo misalnya. Bisa saja setiap minggu sekali menyediakan rubrik khusus untuk mengulas tentang Okezone.

Terus apalagi yang bisa dikerjakan MediaCom untuk pengembangan Okezone. Pemodal mengembalikan lagi ke tim situs itu. Konsep, usulan atau ide apa yang bisa dilakukan MediaCom untuk situs ini.

MediaCom memilik banyak event. Misalnya di TV atau koran atau radio. Sebenarnya Okezone bisa nunut di event-event itu. Intinya ialah, harus ada konsep yang datang dari tim okezone untuk dapat mengarahkan MediaCom ke segmen yang memang menjadi target.

Persoalan mempromosikan keberadaan okezone sebenarnya bukan persoalan besar. Dengan memanfaatkan event-event itu, selesailah masalah.

Tapi juga mesti melihat event itu. Jangan ketika pas tayangan film kartun atau segmen anak-anak, iklan okezone muncul. Jadi, mesti diperhitungkan pada jam berapa iklan dimunculkan atau pada program apa dimunculkan.

"Saya ingin mediumnya harus di yang tepat, contentnya juga tepat. Coba pikirkan pola-polanya bagaimana?" kata Hary Tanoe.

Content tepat berarti yang disukai user atau yang diinginkan oleh pasar. MediaCom tetap harus jalan dan tepat sasaran yang dituju. Contohnya, bentuk kerjasama-kerjasama dengan pihak universitas, LSM dan lembaga-lembaga yang membuka peluang positif bagi Okezone, agar namanya terus popular.

Yang paling penting lagi ialah komersialitasnya juga mesti jalan dengan baik. Soalnya ini juga menentukn bisnis ini bergerak normal. Comercia, infrastruktur, human resources harus sama-sama dipenuhi.

Semuanya kembali lagi kepada kreativitas pengelola redaksi sendiri. Harus disadari bahwa kompetitor utama MediaCom ini berada di tingkat Internasional, bukannya level Bakrie saja. MediaCom sudah menegaskan tidak takut kepada Group Bakrie.

Ada pertanyaan, mengapa selama ini yang disukai user ialah media-media asing, seperti Yahoo, Google dan lain-lain itu?

MediaCom menekankan agar redaksi Okezone tidak kalah dengan mereka. Tapi, target utama yang berada di depan mata sekarang ini bagi MediaCom ialah Kompas.com.

Singkat cerita, kunci terpenting dalam mengelola sebuah media ialah memiliki kemampuan untuk mengetahui pasar yang akan dituju.

No comments: