Saturday, June 7, 2008

Teh Manis di Kantor Presiden

Di ruang konferensi pers kantor presiden. Saat itu acara siaran pers belum dimulai. Para menteri dan presiden masih melakukan rapat. Wartawan masih menunggu.

Di tempat ini, ada satu hal yang sangat kusuka. Di bagian dapur, ada alat pemanas air yang selalu menyediakan air teh panas. Aku pasti mengambil satu gelas, kadang setelah habis bisa nambah lagi. Teh manis bikin situasi yang membosankan menjadi tidak membosankan.

Sejak pertama kali aku meliput di istana, setiap kali ada acara di ruangan ini, pasti petugas dapur di sini menyediakan teh manis panas itu. Lengkap dengan gelas kaca dan gelas plastik. Kadang, kalau minum sambil berdiri di dapur itu atau bisa juga dibawa jalan keluar selama acara belum dimulai.

Sehabis minum, biasanya gelas-gelas tidak perlu dicuci karena sudah ada petugas yang mengerjakannya. Jadi, setelah selesai, tinggal diletakkan di meja atau kadang wartawan yang nakal, ditaruh begitu saja di pojokan ruangan. Prilaku yang selama ini belum pernah kulakukan.

Dulu aku kenal sama petugas yang sering menyediakan teh manis itu. Dia mas-mas yang usianya tidak jauh beda denganku. Kadang kalau aku datang ke ruangan ini, masih sempat melihat dia keluar dari dapur atau kadang sedang mencuci gelas.

Di ruangan ini, sangat sulit untuk jajan cemilan atau minuman. Adanya teh manis itu, sangat membuat para wartawan senang. Tapi, aku tidak pernah mendengar ada diantara orang pers yang mengucapkan terima kasih kepada mas-mas itu atas jasanya menyediakan teh manis. Yang ada hanya cuek saja.

Kalau sedang menunggu pelaksanaan konferensi pers terlalu lama, ada juga wartawan yang memesan indomi rebus atau goreng kepada mas itu.

Cara memesannya unik juga. Wartawan mesti ke bagian ruangan belakang dan melewati pintu. Dari pintu yang menghubungkan ke gedung lain, berteriak-teriak memanggil mas itu supaya dibikinin mi. Tentu saja mesti bayar mi itu.

Kadang-kadang aku berpikir, lama-lama ini seperti warung kopi dan mi rebus di dalam istana. Memang ini tidak ada yang mengira ada warung mi rebus di istana. SBY pasti tidak tahu soal itu. Tapi, ini sungguh membuat wartawan yang biasa liputan di sini suka.

No comments: