Wednesday, July 3, 2013

Iklan dan Kolektor Foto Mesum Media Online

SEBAGIAN pengelola media online nasional bila bicara di forum-forum diskusi tentang jurnalisme, biasanya mengatakan dengan menggebu-gebu bahwa redaksinya sudah menaati kode etik secara ketat. Misalnya, tidak menampilkan gambar bernuansa pornografi.

Tetapi betulkah demikian? Sebagian besar pembaca, bahkan wartawan sendiri, berpendapat: TENTU SAJA BELUM.

Belum selesai satu problem, muncul lagi problem baru. Di tahun 2013, ada perdebatan baru, bahkan di kalangan jurnalis sendiri, tentang penerapan strategi marketing media online yang nyrempet-nyrempet ke arah mesumisme.

Pengelola media online pasang iklan di Facebook dan sengaja menyuguhkan foto-foto yang mengeksploitasi tubuh perempuan.  Misalnya, fokus menampilkan bagian paha dan susu. Tentu saja, tujuannya untuk menarik perhatian mata orang dengan harapan bergairah untuk mengkliknya supaya masuk ke media online bersangkutan.

Strategi ini, diakui sebagian pengelola media online, sangat efektif untuk meningkatkan awareness dan jumlah pengunjung media.

Jadi, kalau diskusi semacam itu diteruskan, ujung-ujungnya ya bicara soal pasar, kompetisi, bisnis, laba, dan lain sebagainya. Sebagian pengelola media tak mau serius-serius membahas soal etika tadi karena etika terpaksa mesti mengalah demi tujuan bisnis.

Eh, alamakjan. Kenapa jadi sok serius begini bahasannya. Padahal tadi cuma mau cerita, ada anak tetangga yang gemar mengoleksi foto-foto iklan milik sejumlah media online nasional di Facebook.

Katanya, foto-foto cewek pilihan media online itu memang menantang abis. Bahenol dan semlehoi, abis. Tapi sialnya, karena keseringan download foto bernuansa mesum itu itu, laptopnya kena virus. Asu...

PENGUMUMAN-PENGUMUMAN!
Klik kategori Etika dan Moral di bar sebelah kanan blog. Di sana ada kumpulan cerita-cerita lucu seputar wartawan amplop, bodrek, juga wartawan yang mencoba tetap idealis.
Kamus Besar Wartawan Amplop

No comments: