CERITANYA begini, suatu siang, ada acara bagi-bagi parcel menjelang lebaran di salah satu kantor dinas pejabat. Ternyata wartawan yang hadir banyak sekali sehingga sebagian di antaranya tidak dapat bagian.
Nah, wartawan yang tidak dapat jatah, padahal sudah capek-capek datang ke sana, akhirnya memutuskan untuk menghadap ke panitia. Intinya, mereka minta dikondisikan alias diadakan lagi parcel untuk mereka. Paling tidak mentahannya alias uang tunai.
Salah satu petinggi di kantor itu yang sekaligus menjadi panitia acara bingung. Ia pikir semua sudah kebagian. Tapi apa mau dikata. Sekarang, semua parcel sudah ludes.
Tapi, karena ia tidak ingin membuat rekan-rekan wartawan kuciwa alias kecewa, akhirnya ia memutuskan untuk memberi hadiah wartawan berupa mentahan sesusai keinginan. Mungkin dipikirannya, kalau mitra wartawan sampai kuciwa, besok-besok instansinya kena hajar berita.
“Sorry bro, gue ga tau kalo lu pada kagak dapet, ya udah lu gue kasih mentahnya aja yah cepek satu orang,” ujarnya.
Walau harus menahan kecewa karena nilainya terhitung sedikit, para wartawan yang menghadap petinggi tadi akhirnya tetap menerima uang itu. Senyum mereka tidak begitu mengembang.
Begitu sampai di luar ruang, mereka merasa lega. Soalnya, kalau dihitung-hitung, nilai uang yang baru diterima dari si panitia tadi setara dengan harga parcel.
"Alhamdulilah masih dapet, daripada lu manyun," kata salah satu wartawan kepada temannya.
No comments:
Post a Comment