BARU-BARU ini, salah satu perusahaan swasta menyelenggarakan pesta ulang tahun ke 10. Banyak tamu yang hadir, baik dari pemerintahan, legislatif, pengusaha, bahkan jumlah wartawan yang datang tak kalah banyak dengan jumlah tamu.
Acara hari jadi perusahaan swasta ini berjalan lancar. Makanan enak, doorprize menarik, live music, semua menjadi hiburan tersendiri bagi yang hadir di acara ini.
Usai acara, petugas hubungan masyarakat perusahaan pusing tujuh keliling, padahal harusnya sumringah karena acara berjalan lancar. Mengapa pusing? Di depan ruang humas, ternyata ditongkrongi banyak orang yang mengaku wartawan. Tidak tanggung-tanggung, jumlah mereka mencapai sekitar 30 orang.
Petugas humas sampai keringetan. Padahal, waktu itu, panitia hanya mengundang lima wartawan dari media yang mereka anggap bagus untuk pencitraan bisnis.
Puluhan wartawan itu nampak agak kesal karena mereka ditanya-tanya panitia mengenai bagaimana mereka bisa tahu ada acara ini, padahal tidak diundang. Ada yang bilang, mengatahui informasi acara ulang tahun ini dari spanduk di depan gedung.
Setelah bicara bicara bicara bicara, petugas humas mengerti alasan meliput acara ini memang menjadi hak wartawan. Tapi, yang membuat petugas humas stres berat ialah karena para wartawan itu minta uang transportasi atau amplop.
Semula petugas tidak mau meluluskan permintaan itu. Tapi, melihat gelagat orang-orang yang mengarah ke anarkis, akhirnya petugas humas mengalah. Mereka kemudian membagikan uang kepada satu persatu wartawan.
Setelah pembagian selesai, puluhan wartawan itu pergi.
No comments:
Post a Comment