SUATU HARI, ada sejumlah wartawan datang ke pemilik sawmill - tempat penyimpanan kayu atau pabrik kayu – di salah satu kecamatan di Kalimantan. Si pemilik pabrik kayu bermasalah itu endingnya di -86-kan oleh juru warta nakal itu.
Itulah yang mengakibatkan si JJ, pemilik sawmill marah betul. Sampai suatu hari ketika salah satu wartawan itu – DD - datang ke sebuah salon. Dimana, pada waktu itu ada pula si JJ di sana.
Saat itu, si DD yang selama ini sering dikenal suka me-86-kan orang, rupanya datang ke salon hendak mencuci muke jak.
Setibanye di sana JJ lagi bermain kartu dengan beberape temannye. Ia kaget melihat si DD.
Ia pun curiga, jangan-jangan akan kena ancam lagi dan diminta uang oleh si DD. Ia takut juga, soalnya oknum wartawan ini pintar betul mencecar kasus, macam polisi saja.
Lalu, ketika posisi DD mulai dekat, JJ langsung berdiri dan membentak. “Kau ke ye yang membawe wartawan elektronik ke sawmill saye tuh.”
Singkat cerita, seusai membentak, JJ langsung memukul DD dengan kursi yang ada di salon. Make seketika itu pula pukulan bertubi-tubi mengenai DD. Akhirnya DD tergeletak.
Teman DD yang kebetulan ade di lokasi tak berani melawan. Soalnya, malulah kalau kasus ini membesar. Soal 86 pulak. Ia segera melarikannya ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan.
“Ini emang sial lah, ngape pula tak dapat duet, eh malah benyai di pukule. Terpaksalah kite tiarap lah lok dan cari-cari sopoi yang lebih besak agek,” kata DD.
No comments:
Post a Comment