Monday, September 6, 2010

Berita Duka Dimainkan Bos Media. Cair...

KALA ITU, ada seorang pejabat tinggi yang meninggal dunia. Info duka cita itu pun dengan cepat sampai ke telinga seorang wartawan yang posisinya sudah di level menengah di struktur redaksi tempatnya bekerja. Bisa dibilang petinggilah.

Sejurus kemudian, di kepalanya sudah tergambar keuntungan yang bakal di dapat dari berita duka itu. Begini modusnya. Ia pun segera meneruskan informasi itu ke salah satu pengusaha kenalannya. Pengusaha yang, yah, bisa dibilang tidak bersih-bersih amat.

Karena posisi si orang media ini cukup tinggi, maka ia punya kepercayaan diri untuk mengimbau pengusaha itu agar mengirimkan karangan bunga kepada keluarga almarhum. Ia pun menjelaskan manfaatnya. Yaitu, agar para tamu yang melayat -- tentu saja orang-orang besar -- menganggap si pengusaha dekat dengan almarhum atau keluarganya.

Karangan bunga hanyalah simbol. Simbol yang akan dengan sendirinya menjelaskan kepada para petinggi yang hadir di rumah duka tentang posisi si pengusaha. Ini penting. Kelak, bisa mempengaruhi roda bisnis si pengusaha itu. Namanya yang telah terpampang di karangan bunga almarhum pejabat berpengaruh itu, akan terekam di memori tamu-tamu penting.

Bisikan si petinggi media itu, rupanya mulai merangsang si pengusaha. Mimpi-mimpi yang ditawarkan si petinggi media tadi cukup ampuh mempengaruhinya. Sebelum ia menyatakan OK, si orang media menambahkan lagi. Bahkan, pengaruh yang akan didapat dari karangan bunga itu bisa lebih besar lagi.

Maksudnya, posisi karangan bunga pun ikut menentukan hasil. Makin dekat dengan pintu rumah duka, makin hebat pengaruhnya terhadap tamu yang datang. Namuuuun, tentu saja harga karangan bunga makin tinggi. Kalau berani membayar tinggi, si orang media menjanjikan bisa menaruh karangan itu dekat pintu rumah duka sehingga semua tamu yang hadir pasti menatapnya.

Daaaaaaan, satu lagi yang penting, si pengusaha tidak perlu capek-capek mencari karangan bunga sendiri, karena si petinggi media ini yang akan menyiapkannya. Pokoknya terima beres.

Dengan mempertimbangkan asas manfaat yang dijelaskan si orang media tadi, si pengusaha pun langsung sepakat. Cair.

2 comments:

mas andri said...

Kuwi bisnis "lapan anam" Sisss.....

Siswanto said...

bisnis yang dimainkan bos media dengan pengaruhnya. siap ndaaaaan... mohon arahan dan ide