Sunday, October 17, 2010

Amplop Senior Dipotong 99,9 %

DI salah satu departemen, ada seorang wartawan senior yang gemar mencari amplop. Suatu Senin, ia mengajak dua wartawan yang baru liputan di pos itu kumpul di kantin. Sambil makan nasi rawon, mas pewarta senior tiba-tiba pamer.

"Coy, tadi gua dapat titipan dari abang kita," katanya.

"Mantap nih mas, waaah kebetulan banget," kata wartawan lain yang lebih yunior.

Selesai makan, si senior mengeluarkan amplop. Lalu ia memperhatikan amplop sebentar. Lalu, "Nih bagianmu."

"Makasih mas."

Kemudian si senior menyerahkan amplop ke wartawan muda lainnya. "Nih coy."

Si wartawan muda wajahnya agak kemerahan. Malu. Setelah menyimpan amplop, ia tersenyum sendiri sambil melengos.

Setelah acara seremonial yang diselenggarakan oleh wartawan senior itu selesai, mereka pun bubar.

***

Sore harinya, dua wartawan yunior itu misuh-misuh sesampai di warung yang biasa dijadikan basecamp wartawan. "Monyet juga tuh orang, amplop kosong dikasih orang."

"Besok kita gantian kerjain ajalah. Mentang-mentang kita masih baru di pos itu, dikerjain. Sial."

"Gue pikir isinya mantap."

***

Tibalah waktunya pembalasan. Kebetulan sebulan setelah bulan puasa, ada acara konferensi pers yang diadakan oleh pejabat baru. Nah, kebetulan pada saat itu, si senior datang terlambat karena dapat tugas lain dari redaksi. Dia baru datang setelah acara sudah bubar.

Dua wartawan yunior itu, walau masih baru bertugas meliput di kantor itu, ternyata mereka korlap juga. Alias, menjadi koordinator amplop.

"Kayaknya jelas (ada amplopnya) nih ya," kata senior kepada yunior.

"Mas tahu aja kalau ada acara yang jelas-jelas," kata si yunior.

Si senior hanya senyum-senyum. Senyuman penuh arti. Maksudnya, dia minta bagiannya.

"Ini mas."

Walau si senior itu sudah sangat biasa menerima amplop. Tetap saja ia agak malu-malu kalau menerimanya dari teman. Setelah amplop masuk kantong, dia pun bergegas pergi ke toilet.

Sesampai di toilet. "Asu, seribu rupiah."

Buru-buru si senior keluar. Maksud hati ingin menemui yuniornya. Tapi, ternyata mereka sudah tidak di tempat. "Keong."

Ia kena pembalasan. Isi amplopnya dipotong sampai 99,9 persen oleh yunior.

5 comments:

genial said...

wakakakakakakk... seceng :)

Siswanto said...

hehehe.. lumayaan sih seceng daripada kosong. sukses buat Majalah Masjid Kita, ya!

ReBorn said...

lho amplop amplopan, to? ghahaha... trus ribut ga tuh akhirnya?

Siswanto said...

kayaknya sih gak ribut bro. tapi ya balas-balasan amplop. wkkwk

Anonymous said...

gilakkkk dipotong 99,9 persen, buat beli BBM aj gk ckup cuyyyy, makanya jgn pernah ngibulin yunior donk wakakakakak

by dewi athena