BELAKANGAN ini, wartawan yang biasa menjadi koordinator acara-acara ‘basah’ alias yang ada jatah amplopnya ini kerap kali terlihat mengeluh.
Bahkan, korlap senior ini sampai menumpahkan isi hatinya lewat status facebook dengan huruf kapital semua. “DISKRIMINATIF BETUL, SIH.”
Fenomena ini benar-benar tidak biasa. Hal ini menarik perhatian salah satu temannya. Karena selama ini si korlap tidak pernah bersikap demikian. Teman yang penasaran itu pun mencari tahu sebab musabab yang membuat si senior ini gundah gulana.
Usut punya usut, perubahan perilaku yang terjadi pada wartawan senior ini ternyata dipicu oleh amplop. Tepatnya, nilai jatah amplop yang dari panitia suatu acara.
Korlap ini merasa panitia di salah satu lembaga yang selama ini sering dia liput, tidak adil terhadap kelompoknya. Yaitu wartawan cetak.
Dia tidak bisa terima begitu saja kalau wartawan cetak kelompoknya hanya dijatah amplop yang isinya Rp50 ribu. Sementara wartawan elektronik Rp100 ribu.
Menurutnya, harusnya semua wartawan mendapatkan hak yang sama rata. Karena semua yang hadir ikut mempublikasikan acara yang diselenggarakan panitia itu.
“KOK SEKARANG DIBIKIN JARAK SEPERTI INI ANTARA SESAMA WARTAWAN.” Begitu statusnya di FB di lain hari.
Seperti halnya status-status FB sebelumnya, status yang terakhir ini juga mendapat reaksi yang cukup heboh dari para wartawan teman-teman si korlap. Komentar saling bersahutan. Ada yang bercanda, tapi ada juga yang serius. Intinya, mereka tidak terima kalau sampai jatah antar media dibeda-bedakan.
2 comments:
gw jadi pengen jadi wartawan, amplop mulu. ghahaha.
wwwkkw.. boleh bro. tapi jangan lupa bagi bagi yak
Post a Comment