Friday, July 23, 2010

Balas Dendam Gara-gara Amplop

GARA-GARANYA, si wartawan yunior ini pamer ke wartawan senior kalau dia dapat amplop berisi banyak duit di salah satu acara pejabat pemerintah. Kesal karena merasa dilangkahi, si senior ingin balas dendam.

Tibalah waktunya pembalasan. Kejadiannya saat berlangsung rapat besar organisasi wartawan. Si senior bilang kepada yunior, di acara itu panitia menyediakan uang transportasi (amplop) buat para wartawan yang datang.

Namanya juga masih yunior dan masih polos, ia nurut saja dengan rekannya si wartawan senior. Datanglah si yunior ke acara itu. Ia langsung ingin ketemu panitia acara rapat. Waktu itu masih di acara pembukaan rapat besar.

Setelah ke sana kemari, keluar masuk, akhirnya wartawan yunior berhasil menemukan panitia. Ia mengutarakan maksudnya. Minta jatah uang karena ingin segera pergi untuk meliput acara lain.

Panitia acara juga wartawan itu cepat menguasai keadaan. Ia langsung tahu tipe wartawan yunior ini. Sambil menahan tawa, ia bilang kalau di acara rapat wartawan seperti ini, tidak ada namanya uang jatah buat wartawan yang meliput acara.

Wartawan yunior agak ngeyel kepada panitia. Soalnya, tadi ia didoktrin oleh si senior kalau acara rapat ini ada anggarannya, termasuk untuk wartawan.

Karena tidak ingin bertengkar, panitia acara ingin tahu siapa orang yang menyuruh wartawan muda itu. Si wartawan yunior mengaku kalau tadi dikasih bocoran sama wartawan senior mengenai adanya amplop untuk wartawan.

Baru setelah mengetahui siapa nama wartawan senior itu, pecahlah tawa panitia acara. Karena kasihan, ia bilang kalau wartawan yunior itu sedang dikerjai. Bocoran amplop seperti yang disampaikan senior itu tidak ada.

Lalu, panitia acara itu bercerita kalau wartawan senior itu adalah wartawan yang selama ini tukang peras narasumber. Dengan wajah merah karena malu, si yunior cepat-cepat pergi. Sialan, katanya.


No comments: