INI ada cerita dari sebuah kantor bank di kota wisata. Dimana waktu itu ada tiga orang wartawan koran pagi diusir oleh petugas keamanan setempat.
Ceritanya begini, ketiga wartawan selama ini rajin sekali mengikuti acara-acara yang diselenggarakan bank itu, walau sebenarnya sebagian besar acaranya tidak penting atau tidak ada berita penting yang dihasilkan dari sana.
Tiap datang, mereka selalu mendaftarkan nama teman-teman wartawan lainnya kepada panitia acara. Jadi, seolah-olah kedatangan mereka untuk mewakili para wartawan yang tidak bisa hadir di event yang diselenggarakan bank itu.
Nah, ada beberapa wartawan yang belakangan sadar nama mereka telah dimanfaatkan ketiga orang itu untuk meminta uang amplop kepada panitia acara.
Lalu, mereka menemui humas bank yang juga jadi panitia setiap kali ada acara. Dibeberkanlah modus ketiga wartawan itu. Bahwa, mereka tidak pernah mewakilkan kehadirannya ke acara-acara bank kepada tiga wartawan itu.
Barulah, humas bank sadar. Ada juga praktek penipuan semacam itu di kalangan wartawan. Selanjutnya, mereka mencatat identitas media dan nama ketiga wartawan nakal. Di acara-acara bank berikutnya, mereka tidak akan diundang lagi.
Di akhir tahun itu, ketika bank akan menyampaikan hasil evaluasi, diundanglah banyak wartawan, kecuali tiga wartawan nakal tadi.
Di tengah acara, ketiga wartawan itu ternyata datang. Tapi, sebelum sampai ke ruangan tempat penyelenggaraan acara, mereka diminta menunjukkan kartu undangan oleh petugas keamanan.
Tentu saja mereka tidak bisa menunjukkannya. Karena itu, petugas tidak mengizinkan masuk. Tapi, mereka ngotot. Sempat terjadi perdebatan sengit. Bahkan, nyaris terjadi baku hantam di depan kantor bank yang berakhir dengan pengusiran itu.
No comments:
Post a Comment