Thursday, July 22, 2010

Bercucuran Keringat Demi Amplop

INI ada cerita lagi soal wartawan amplop. Kejadiannya saat berlangsung acara pisah sambut kepala polisi. Seorang wartawan koran besar didaulat menjadi pembawa acara selama pesta itu.

Usai menjadi MC, wartawan itu diberi amplop tebal. Itu honor sebagai pembawa acara. Saking senangnya, ia membuka amplop itu di pojok ruangan yang kebetulan banyak sekali wartawannya.

Ada tiga wartawan, salah satunya dari koran XX, yang melihat dengan mata kepala sendiri peristiwa pembukaan amplop berisi uang honor nge-MC itu. Isinya Rp1.5 juta.

“Wow, gede coy,” kata wartawan koran XX sambil senyum-senyum kepada dua rekannya.

Mereka mengira uang itu uang amlop untuk semua wartawan yang hadir di acara pesta. Sebab, pastinya panitia membagi-bagikan uang kepada wartawan.

Tidak lama kemudian wartawan yang nge-MC tadi pergi meninggalkan lokasi untuk menuju ruang pers. Wartawan koran XX dan dua rekannya mengikuti.

“Brader (brother), maaf nih. Darimana tadi (amplop) brader ya,” tanya wartawan XX kepada wartawan MC sambil jalan.

“Dari humas, dung, pren (friend),” kata wartawan MC sekedarnya.

“Kok aku tidak dapat bagian, brader,” kata wartawan koran XX. “Padahal tadi kita udah absen.”

“Tanya saja sama humas,” ujar wartawan MC.

Setelah itu, ketiga wartawan pergi. Mereka mendatangi humas. Ketika mereka menagih jatah, humas bilang kalau anggotanya yang mengurus semua wartawan.

Ketika didesak untuk menyebutkan siapa anggota yang mengurusi wartawan, humas bilang si Anu berpangkat Ini.

Kemudian, berpencarlah ketiga wartawan untuk mencari si Anu. Hampir semua ruangan di kantor polisi dimasuki, tapi tidak ketemu. Sampai berkeringat mereka mencari. Semua ruang diubek-ubek. Tidak ketemu juga.

Kembalilah mereka menemui humas. Lagi-lagi humas tidak mau tahu. Ia malah menyebut kalau setiap wartawan yang hadir tadi dikasih Rp2 juta. "Gila," teriak si wartawan dalam hati karena kaget dengar angka itu.

Tambah streslah ketiga wartawan itu. Stres karena begitu bernafsu untuk dapat bagian jale itu. Bolak balik ke sana kemari. Pusing tujuh keliling mereka hari itu mencari si Anu.

Tahu tidak. Sebenarnya, humas kantor polisi itu mengerjai ketiga wartawan yang selama ini suka minta uang kepada narasumber. Ia tidak membagi-bagi uang ke wartawan, kecuali wartawan yang diminta jadi MC tadi sebagai honor. Dan nama si Anu berpangkat Ini yang disebutkan ke tiga wartawan tadi juga cuma fiktif belaka.


No comments: