“Yang saya lihat, mereka adalah orang-orang yang sama saja dengan kita yang tidak punya HIV,” kata penulis Djenar Maesa Ayu saat menjadi pembicara di acara Blogging Workshop & Awarding Event GoVlog on AIDS yang diselenggarakan Australian AID dan VIVAnews.com di fX Lifestyle X’nter, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Desember 2011.
Djenar Maesa Ayu (f: VIVAnews) |
Salah satu potensi luar biasa di dalam diri teman-teman ODHIV, bahkan sebetulnya termasuk kita semua yang masih hidup, adalah kemampuan menulis.
Soal itu, pemilik akun twitter @djenarmaesa ini punya pengalaman sangat menarik. Beberapa waktu lalu, ia pernah diajak bekerjasama dengan AusAID untuk menggali potensi teman-teman ODHIV, khususnya dalam hal tulis menulis. Pesertanya ada sepuluh orang dari Yogyakarta.
Awal mulanya, teman-teman ODHIV yang datang dari berbagai kota kecil itu sangat sulit menuliskan perasaan dan pikirannya ketika ikut 'kuliah' Djenar. “Bahkan nulis aja salah,” kata Djenar.
Kesulitan seperti itu bisa dipahami, bahkan orang yang sudah punya pengalaman menulis saja, terkadang masih menemukan kesulitan. Kesulitan yang dialami teman-teman ODHIV Yogya itu, boleh jadi karena selama ini mereka memang tidak biasa menulis. Tapi tenang saja, masalah seperti ini bisa dipecahkan dengan gampang.
Sebagai orang yang sudah banyak menelurkan buku, Djenar tahu bagaimana membangkitkan kebuntuan semacam itu.
“Ketika saya yakinkan, dalam satu minggu itu, bahwa ketika kita menulis dengan perasaan, ketika kita ingin berbagi dengan orang lain, sesuatu yang baik. Pasti bisa,” kata Djenar.
Djenar menambahkan, “Dan itu berhasil. Tulisan mereka mengagetkan, mengharukan, banyak sekali tulisan yang luar biasa.”
“Dan akhirnya dibukukan.”
Djenar menandaskan bahwa setiap individu sebenarnya mempunyai hasrat untuk men-share sesuatu kepada orang lain Dan bila keinginan ini dikelola dan dibungkus dengan tepat, maka hasilnya akan luar biasa, sebagaimana telah dicontohkan teman-teman ODHIV tadi.
“Memang hasilnya mungkin tidak bisa menyenangkan semua orang. Tapi, tentunya akan ada koneksi dengan orang-orang tertentu (yang sesuai dengan isi tulisan itu),” katanya.
Rahasia menulis Djenar adalah selain kejujuran untuk berbagi dengan sesama, juga kenekadan untuk menuliskan sesuatu yang ingin ditulis dari perspektif kita terlebih dahulu. “Yang penting tulis dulu yang kita mau untuk orang lain. Jangan apa yang orang lain mau.”
Diskusi yang dipandu oleh Rendy Djauhari, AusAID Public Affairs, itu berlangsung sumringah. Di acara ini, Djenar juga menceritakan pengalamannya bersama teman-temannya yang positif HIV. Ia merasakan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang sangat inspiratif.
“Mereka masih bisa berkegiatan, masih tetap jadi ibu, cari nafkah buat keluarga. Jadi saya pikir, semangat mereka untuk kembali sembuh sangat luar biasa,” ujarnya.
Itu sebabnya, ia sangat menyesalkan, di jaman modern ini, masih ada orang-orang yang mendiskriminasikan teman-teman ODHIV. Djenar yang juga punya banyak teman ODHIV ini mengajak kita semua untuk menghilangkan perlakuan diskriminatif itu.
"Semua orang itu sama, punya potensi sama, punya kesempatan yang sama juga,” katanya.
Untuk melawan diskriminasi seperti terhadap ODHIV, Djenar sangat mendukung kompetisi blog yang diselenggarakan AusAID dan VIVAnews ini. Ia berharap semakin banyak orang terlibat dalam kampanye edukasi tentang HIV/AIDS masyarakat akan paham. Teman-teman yang berisiko tinggi tertular HIV akan hati-hati. Orang-orang yang diskriminatif akan menyadari bahwa itu salah.
Bacaan penting lainnya:
No comments:
Post a Comment