Tuesday, July 20, 2010

Anak Kucing

JAM-JAM berangkat kerja, depan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, pasti ramai kendaraan. Kalau sudah begitu, sepertinya hampir semua orang di jalan raya hanya memikirkan dirinya masing-masing. Tak terlalu penting mendahulukan orang lain. Itulah awal mula kesemrawutan di sekitar Gambir.

Tetapi, pagi itu ada pemandangan yang lain. Benar-benar lain, karena tepat di tengah jalan persimpangan lampu merah, antara Stasiun Gambir dan Gereja Immanuel, ada seekor anak kucing. Ia panik karena setiap kali mau minggir, ada kendaraan lewat. Tiap kali mau menepi, ada kendaraan di depannya.

Tapi, si kucing tidak putus asa. Ia terus bergerak ke sana kemari. Kadang-kadang meloncat untuk menghindari gilasan roda mobil. Gerakan kucing itu menjadi perhatian salah satu pengendara sepeda motor yang kemudian menepi.

Pemilik sepeda motor berlari menuju ke tengah jalan untuk mendekati kucing. Sambil memberi aba-aba kepada pengemudi kendaraan agar tidak ngebut, pria itu mengangkat kucing, merapatkannya ke dada, lalu pelan-pelan kembali ke sepeda motor.

Anak kucing itu tidak dilepas di trotoar atau dilempar ke dalam area stasiun, melainkan langsung dibawa pergi oleh pengemudi sepeda motor tadi. Setelah seratus meter jalan, ia berhenti lagi. Lalu, melepas kucing di dekat Taman Tugu Monas.

Orang-orang yang berdiri di dekat halte melihat tindakan pria itu tadi sambil terbengong-bengong.

4 comments:

Galuh Parantri said...

Kentang nih...
kena tanggung, closingnya gituh doang?

Uhhh aku mau aku mau kitty catnya... miaw miaw

Siapakah pria pengendara motor nan baik hati itu?

Siswanto said...

hihihihi. kentang mulu hihihihi.. pria misterius auuu

setyawanandri said...

Ngeri tenan tulisane. Sanggar, begitu menggugah coretan wartawan senior ini.

Siswanto said...

hahahahaha... sangar koyo wong kenthir yo.